FSQ adalah singkatan dari Fuad, Shodr dan Qolbu. Dimana Fuad mewakili sifat Karakter (Hati Nurani/Terdalam), Qolbu mewakili sifat dari Hati (Pintu Hati/Petengahan Hati), dan Shodr mewakili sifat dari kepribadian (Hati Terluar). Dan itu semua kami upayakan merujuk kepada penjelasan yang ada di dalam Al-Quran dan Al-Hadist.
Baiklah mari kita lanjutkan. Ternyata dalam Al-Quran istilah Hati dimunculkan dalam tiga bentuk, yaitu Fuad, Shodr, dan Qolbu.
Fuad adalah hati bagian paling dalam, kadang disebut hati nurani yang kelak membentuk karakter. Kemudian, Shodr adalah hati bagian terluar, kadang disebut dada dan kadang disebut pikiran, sehingga Shodr-lah yang paling dekat sinerginya dengan otak kita. Sehingga kelak Shodr akan membentuk Kepribadian. Dan, Qolbu adalah hati yang bernuansa portal, pagar, atau pintu masuk, layaknya sebuah pintu maka ia bisa bolak balik, pemisah antara Shodr dan Fuad. Untuk mudahnya lihatlah gambar berikut.
Qolbun Salim – Syaikh Khalil Al-Harbi
Pada tanggal 7 November 2009 telah diadakan sebuah muhadhoroh oleh seorang Syaikh dari Saudi Arabia. Muhadhoroh ini diadakan pada hari Sabtu ba’da Maghrib. Khusus pada hari sabtu tanggal 7 November 2009 Kajian Kisah Para Nabi sementara diganti oleh muhadhoroh Syaikh Khalil. Pembahasan berkaitan dengan hati.Syaikh Khalil menjelaskan kenapa perlu membahas perkara hati. Diantaranya ada beberapa:
1. Hati dan amal adalah perkara yang dilihat oleh Alloh
2. Apabila hati itu baik maka baiklah seluruh amal perbuatannya begitu pula sebaliknya
3. Di akherat yang dapat menyelamatkan manusia adalah hati yang selamat (qolbun salim)
4. Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati
5. Kuat dan lemahnya seseorang dapat diukur dari hati. Jika hatinya kuat maka kemampuan dan semangatnya pun akan kuat
Syaikh kemudian menjelaskan sifat-sifat dari orang yang memiliki hati yang selamat (qolbun salim):
1. Orang yang selamat dari syirik dan mengedepankan Tauhid. Salah satu tandanya adalah ketika kita meminta semua kebutuhan maka kita hanya meminta kepada Alloh
2. Selamat dari kesombongan dengan mewujudkan sifaat tawadhu. Salah satu tandanya ialah kita tidak merasa lebih baik dari orang lain
3. Selamat dari sifat hasad, iri, dengki dengan cara mewujudkan kelapangan dada. Salah satu tandanya ialah kita menginginkan kebaikan itu dimiliki oleh orang lain
Penyakit Hati itu ada Dua Macam :
1. Jenis yang mana pemiliknya tdak merasakan sakit ketika itu, yaitu penyakit kebodohan, syubhat dan keraguan, dan ini jenis yang paling parah penyakitnya, akan tetapi dikarenakan rusaknya hati tersebut dia tidak merasakan sakit tersebut.
2. Kedua, jenis penyakit yang menyakitkan pemiliknya seperti rasa gelisah, gundah, sedih, jengkel (marah) dan penyakit ini kadang bisa hilang dengan pengobatan-pengobatan yang alami, dengan dia menghilangkan sebab-sebabnya dan selainnya.
Mengobati hati bisa dengan EMPAT perkara :
Perkara yang pertama : Dengan Al-Qur’an, karena ia merupakan penyembuh (obat) bagi penyakit-penyakit yang ada didalam dada dan keraguan, juga dapat menghilangkan dari kesyirikan, kekotoran, kekufuran, penyakit-penyakit syubhat dan syahwat.
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang yang mengetahui al-haq dan mengamalkannya, juga sebagai rahmat yang diperoleh orang-orang mukmin sebagai pahala (balasan) baik yang disegerakan atau yang diakhirkan.
Alloh ta’ala berfirman : “Dan apakah orang-orang yang sudah mati, kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan cahaya kepadanya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan-jalan di masyarakat manusia, serupa dengan keadaannya berada dalam keadaan gelap gulita yang sekali-kali tidak bisa keluar daripadanya?” QS. Al-An’an ; 122
Perkara yang kedua : Hati itu butuh pada tiga perkara,
1. Hal yang dapat menjaga kekuatannya, yaitu dengan keimanan, dan amalan sholih serta wirid-wirid (dzikir-dzikir) yang merupakan ketaatan.
2. Menjaganya dari marabahaya yaitu dengan cara meninggalkan seluruh kemaksiatan dan berbagai macam bentuk penyelisihan.
3. mengeluarkan semua unsur-unsur yang menyakitkan (mengganggu) yaitu dengan dia bertaubat dan meminta ampun kepada Alloh.
Perkara yang ketiga : Pengobatan hati yang sakit yang dikuasai oleh hawa nafsu.
Ada dua cara pengobatan, yaitu mengoreksi (intropeksi / muhasabah) dan menyelisihinya. Adapun bermuhasabah ada 2 macam :
1. Sebelum diamalkan dan ia memiliki empat tingkatan :
a. Apakah amalan ini mampu untuk dikerjakan ?
b. Apakah amalan ini mengerjakannya lebih baik daripada meninggalkannya ?
c. Apakah ibadah ini diniatkan wajah Alloh ta’ala (ikhlas) ?
d. Apakah amalan ini perlu adanya bantuan yang dapat membantu amalan tsb jika memang amalan tsb butuh kepada bantuan ? Apabila amalan ini perlu bantuan maka ia kerjakan bila tidak maka tidak dikerjakan selamanya.
2. Setelah diamalkan dan ia ada 3 jenis :
a. Menghisab (mengoreksi) dirinya atas ketaatannya yang ia remehkan padanya hak Alloh, dimana ia tidak mengerjakan ketaatan tsb menurut bentuk yang diperintahkan. Diantara hak-hak Alloh ialah ikhlas, nasehat, mengikuti, mengetahui kebaikan-kebaikan yang ia dapatkan, mengakui karunia Alloh atasnya, juga mengajui adanya kekurangan dalam hal-hal tsb.
b. Mengoreksi jiwanya atas setiap amalan yang dahulu meninggalkannya lebih baik daripada mengamalkannya.
c. Mengoreksi dirinya atas perkara mubah atau kebiasaan yang belum ia kerjakan, apakah ia maksudkan dengannya wajah Alloh dan negeri akhirat sehingga ia menjadi orang-orang beruntung atau ia maksudkan dunia sehingga ia menjadi orang-orang yang merugi. Dan kumpulan itu semua hendaklah mengoreksi dirinya pertama kali atas amalan-amalan fardhu, kemudian ia sempurnakan jika ia kurang dalam mengerjakan amalan fardhu tsb, kemudian dia menghisab dirinya atas perkara-perkara yang diharomkan. Jika ia tahu pernah melakukan diantara larangan tsb langsung ia bertaubat dan memohon ampun kepada Alloh, kemudian amalan yang dilakukan anggota badannya, kemudian hal-hal yang dia lalaikan.
Perkara yang keempat : Pengobatan hati yang sakit karena setan menguasai hati tersebut. Setan merupakan musuh bagi manusia, agar lepas (terbebas) dari setan ialah selalu beristi’adzah kepada Alloh dengan apa-apa yang disyariatkanNya.
Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam sendiri betul-betul mengumpulkan antara isti’adzah dari kejelekan jiwa dan kejelekan setan. Rosulullah mengatakan kepada Abu Bakr :
“Katakanlah Ya Alloh Pencipta langit dan bumi, Dzat yang mengetahui perkara yang ghaib dan yang tampak, Rabb segala sesuatu dan pemiliknya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Engkau, aku berlindung kepada Engkau dari kejelekan jiwaku dan dari kejahatan setan dan kesyirikannya, juga berlindung dari berbuat kejelekan terhadap diriku, atau yang aku lakukan (kejelekan itu) terhadap seorang muslim. Ucapkanlah doa itu, apabila engkau berada di pagi hari dan di sore hari juga ketika engkau ingin tidur.” HR. Tirmidzi, Abu Dawud, lihat Shahih Tirmidzi 3/142.
Beristi’adzah, tawakkal dan ikhlas dapat menghalangi berkuasanya setan.
Pintu-pintu yang mengantarkan kepada riya’ sangat banyak sekali, kita berlindung kepada Alloh darinya. Jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memang keinginan seorang hamba tersebut untuk selain Alloh. Dia ingin dan senang apabila diketahui oleh orang lain bahwa ia telah melakukan hal tersebut dan sama sekali tidak meniatkan ikhlas untuk Alloh ‘azza wa jalla, kita berlindung kepada Alloh dari yang seperti itu. Jenis ini termasuk nifak.
2. Pada awalnya niat dan tujuan hamba tadi untuk Alloh, namun apabila dilihat oleh manusia ia tambah giat dalam ibadahnya dan memperindah seindah-indahnya. Ini termasuk syirik yang tersembunyi. Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wahai sekalian manusia, jauhilah kesyirikan yang tersembunyi!”
Para shahabat bertanya, “Wahai Rosulullah, apa itu syirik yang tersembunyi?”
Beliau menjawab, “Seseorang bangkit melakukan sholat kemudian dia bersungguh-sungguh memperindah sholatnya karena dilihat manusia. Itulah yang disebut dengan syirik yang tersembunyi.” [HR. Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi]
3. Seorang hamba pada awal masuk memulai ibadah, ia lakukan untuk Alloh dan keluar dari ibadah itu untuk Alloh, kemudian ia menjadi terkenal dengan ibadah itu serta dipuji, ia pun merasa senang dengan hal itu dan berangan-angan para manusia memuji dan memuliakannya. Disamping itu dia pun mendapatkan apa yang dia inginkan dari harta benda dunia. Kesenangan dan keinginan untuk mendapatkan yang lebih serta mencapai apa yang diimpikannya ini menunjukkan riya’ tersembunyi yang ada pada dirinya.
4. Dan disana ada riya’ yang bersifat badaniyah, seperti orang yang menampakkan kepucatan dan kekurusannya agar dilihat oleh manusia bahwa dia itu seorang ahli ibadah yang telah dikalahkan oleh ketakutan terhadap akhirat. Terkadang juga dengan
merendahkan suara dan kekeringan bibirnya agar disangka oleh manusia bahwa ia sedang berpuasa.
5. Riya’ dari segi pakaian dan trend mode, seperti orang yang mengenakan pakaian yang penuh tambalan agar disangka oleh manusia bahwa dia seorang yang zuhud terhadap dunia, atau mengenakan pakaian jubah tertentu yang biasa dipakai oleh para ulama. Ia memakai pakaian itu agar dikatakan sebagai orang yang alim.
6. Riya’ dengan ucapan. Mayoritasnya ini adalah riya’ yang menjangkiti para ahli agama, penasehat dan pemberi wejangan, dan orang yang menghafal kabar dan hadits untuk berdiskusi, debat dan jidal serta menampakkan kedalaman ilmunya.
7. Riya’ dalam amalan, seperti orang yang riya’ dalam sholatnya dengan memperpanjang sholat, ruku’ dan sujudnya, menampakkan kekhusyu’an, dan orang yang riya’ dalam ibadah puasa, haji dan shodaqoh.
8. Riya’ dengan jumlah shahabat dan pengunjung, seperti orang yang memberatkan diri agar dikunjungi oleh seorang yang alim, agar dikatakan bahwa fulan telah mengunjungi si fulan, dan mengundang manusia agar mengunjunginya supaya dikatakan bahwa dia seorang tokoh agama yang sering didatangi oleh manusia.
9. Riya’ dengan mencela dirinya sendiri dengan tujuan agar dilihat oleh manusia bahwa dia orang yang tawadhu’, sehingga kedudukan dia terangkat di sisi mereka yang akhirnya memuji dan menyanjungnya. Ini termasuk kelembutan (tersembunyinya) pintu-pintu riya’.
10. Diantara kelembutan dan kesamaran riya’ adalah seseorang menyembunyikan amalannya, dimana dia tidak menghendaki ada orang lain yang melihatnya dan tidak senang ketaatannya nampak. Akan tetapi, apabila dilihat oleh manusia ia senang apabila manusia mengucapkan salam terlebih dahulu kepadanya, menciumnya dengan penuh kegembiraan dan penghormatan, memujinya, semangat memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan keringanan dalam jual beli. Apabila dia tidak menjumpai itu semua, ia merasakan rasa sakit
yang mendalam dalam dirinya, seakan-akan dia mengharuskan adanya penghormatan atas ketaatan yang dia sembunyikan.
11. Diantara kelembutan riya’ adalah menjadikan ikhlas sebagai wasilah untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,
“Dihikayatkan dari Abu Hamid Al-Ghazali bahwasanya telah sampai kepadanya kabar bahwa barangsiapa yang ikhlas kepada Alloh selama empat puluh hari, niscaya akan terpancar hikmah dari hatinya melalui lisannya. Ia berkata, ‘Aku telah berbuat ikhlas selama empat puluh hari, namun tidak juga terpancar hikmah sedikitpun’. Kemudian aku ceritakan hal itu kepada orang-orang yang arif, mereka mengatakan kepadaku, ‘Karena kamu berbuat ikhlas untuk mendapatkan HIKMAH, bukan ikhlas karena ALLOH!”
[lihatlah "Dar-ut Ta'arudl Al-Aql wan Naql" karya Ibnu Taimiyyah (6/66), "Minhajul Qasidin" hal 214-221, "Al-Ikhlas" karya Al-Awaiysyah hal.24, "Al-Ikhlas wa Asy-Syirik" karya Dr. Abdul Aziz bin Abdul Lathif hal.9 dan "Ar-Riya" karya Salim Al-Hilali hal.17]
Yang demikian itu dikarenakan tujuan manusia berbuat ikhlas untuk mendapatkan kelembutan dan hikmah, atau untuk mendapatkan pengagungan dan pujian manusia, atau tujuan-tujuan yang lainnya. Sedang amal ini tidaklah dilakukan dengan ikhlas kepada Alloh ‘azza wa jalla dan mengharap wajah-Nya, akan tetapi terjadi amalan itu untuk mendapatkan tujuan-tujuannya.
Riya’…..semoga Alloh melindungi kita darinya….,
Di dalam terjemahan al Qur’an yang umum, kata “Hati” sering di pakai untuk menterjemahkan secara umum kata-kata “Shudur” (Dada), “Nafs” (Jiwa), “Qalb” (Hati) dan Fu’ad (Hati Kecil).
Fu’ad (Hati Kecil) sesungguhnya berada di dalam Hati (Qalb) dan Hati (Qalb) berada di dalam Shudur (Dada).
Fuad itu ibarat ruang kosong, dan yang pertama kali hadir di dalamnya adalah Jiwa dan Ruh yang suci dari Allah SWT, memiliki karakter dasar yang jujur apa adanya (QS. 53:11), dapat dipalingkan (QS. 6:110), bisa diisi – oleh keimanan atau kekufuran (QS. 28:10, QS. 14:43, QS. 6:113, QS. 23:78, QS. 67:23), berinteraksi kuat dengan Al-Qur'an (QS. 25:32, QS. 11:120), pondasinya ilmu (QS. 16:78), kecenderungan mencintai sesama (QS. 14: 37), dipengaruhi oleh indera pendengaran dan penglihatan (QS. 46:26), jenis hati yang pertama kali diaktifkan (QS. 32:9) dan yang kelak mempertanggungjawabkan amaliyahnya di hadapan Allah SWT (QS. 17:36, QS. 104:7).
Referensi:
1) Hati kecil yang tidak mendustakan QS. 53:11
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ [٥٣:١١
“Hati kecil” nya (fu’ad - fu’aadu) tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. (QS. An-Najm [53]:11) 2) Hati kecil yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat QS. 6:110
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٦:١١٠
Dan (begitu pula) Kami memalingkan “hati kecil” (fu’ad - af’idatahum) dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’aam [6]:110)
3) Hati kecil yang bisa menjadi Kosong (frustasi) QS. 28:10
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [٢٨:١٠
Dan menjadi kosonglah “hati kecil” (fu’ad - fu’aadu) ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan “hati”nya (qalbihaa), supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (Al-Qashash [28]:10)
4) Hati kecil yang kosong (melamun/mata tak berkedip) QS. 14:43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ [١٤:٤٣
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan “hati kecil” (fu’ad - af’idatuhum) mereka kosong.
5) Hati kecil yang tidak beriman QS. 6:113
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ [٦:١١٣
Dan (juga) agar “hati kecil” (fu’ad - af’idahu) orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. Al-An’aam [6]:113)
6) Hati kecil yang tidak bersyukur QS. 23:78
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٢٣:٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah). Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu’minuun [23]:78)
7) Hati kecil yang di-ingatkan untuk bersyukur QS. 67:23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣
Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah)". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk [67]:23)
8) Hati kecil yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Qur’an QS. 25:32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا [٢٥:٣٢
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat “hati kecil” mu (fu’ad - fu’aadaka) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqaan [25]:32)
9) Hati kecil yang semakin teguh dengan kisah-kisah Rasul QS. 11:120
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [١١:١٢٠
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan “hati kecil” (fu’ad - fa’aadaka); dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]:120)
10) Hati kecil yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri QS. 16:78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [١٦:٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah), agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16]:78)
11) Hati kecil yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia QS. 14:37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [١٤:٣٧
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah “hati kecil” (fu’ad - af’idatan) sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim [14]:37)
12) Hati kecil yang tidak dapat bekerja secara sinergis dengan Pendengaran dan Penglihatan QS. 46:26
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٤٦:٢٦
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); tetapi pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah) mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf [46]:26)
13) Hati kecil yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) QS. 32:9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٣٢:٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As-Sajadah [32]:9)
14) Hati kecil yang dimintai pertanggungjawaban QS. 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا [١٧:٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - fu’aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]:36)
15) Hati kecil yang dibakar di neraka Huthamah QS. 104:7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ [١٠٤:٧
yang (membakar) sampai ke “hati kecil” (fu’ad - af’idah). (QS. Al-Humazah [104]:7)
Fu’ad (Hati Kecil) sesungguhnya berada di dalam Hati (Qalb) dan Hati (Qalb) berada di dalam Shudur (Dada).
Fuad itu ibarat ruang kosong, dan yang pertama kali hadir di dalamnya adalah Jiwa dan Ruh yang suci dari Allah SWT, memiliki karakter dasar yang jujur apa adanya (QS. 53:11), dapat dipalingkan (QS. 6:110), bisa diisi – oleh keimanan atau kekufuran (QS. 28:10, QS. 14:43, QS. 6:113, QS. 23:78, QS. 67:23), berinteraksi kuat dengan Al-Qur'an (QS. 25:32, QS. 11:120), pondasinya ilmu (QS. 16:78), kecenderungan mencintai sesama (QS. 14: 37), dipengaruhi oleh indera pendengaran dan penglihatan (QS. 46:26), jenis hati yang pertama kali diaktifkan (QS. 32:9) dan yang kelak mempertanggungjawabkan amaliyahnya di hadapan Allah SWT (QS. 17:36, QS. 104:7).
Referensi:
1) Hati kecil yang tidak mendustakan QS. 53:11
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ [٥٣:١١
“Hati kecil” nya (fu’ad - fu’aadu) tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. (QS. An-Najm [53]:11) 2) Hati kecil yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat QS. 6:110
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٦:١١٠
Dan (begitu pula) Kami memalingkan “hati kecil” (fu’ad - af’idatahum) dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’aam [6]:110)
3) Hati kecil yang bisa menjadi Kosong (frustasi) QS. 28:10
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [٢٨:١٠
Dan menjadi kosonglah “hati kecil” (fu’ad - fu’aadu) ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan “hati”nya (qalbihaa), supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (Al-Qashash [28]:10)
4) Hati kecil yang kosong (melamun/mata tak berkedip) QS. 14:43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ [١٤:٤٣
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan “hati kecil” (fu’ad - af’idatuhum) mereka kosong.
5) Hati kecil yang tidak beriman QS. 6:113
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ [٦:١١٣
Dan (juga) agar “hati kecil” (fu’ad - af’idahu) orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. Al-An’aam [6]:113)
6) Hati kecil yang tidak bersyukur QS. 23:78
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٢٣:٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah). Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu’minuun [23]:78)
7) Hati kecil yang di-ingatkan untuk bersyukur QS. 67:23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣
Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah)". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk [67]:23)
8) Hati kecil yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Qur’an QS. 25:32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا [٢٥:٣٢
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat “hati kecil” mu (fu’ad - fu’aadaka) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqaan [25]:32)
9) Hati kecil yang semakin teguh dengan kisah-kisah Rasul QS. 11:120
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [١١:١٢٠
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan “hati kecil” (fu’ad - fa’aadaka); dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]:120)
10) Hati kecil yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri QS. 16:78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [١٦:٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah), agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16]:78)
11) Hati kecil yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia QS. 14:37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [١٤:٣٧
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah “hati kecil” (fu’ad - af’idatan) sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim [14]:37)
12) Hati kecil yang tidak dapat bekerja secara sinergis dengan Pendengaran dan Penglihatan QS. 46:26
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٤٦:٢٦
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); tetapi pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah) mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf [46]:26)
13) Hati kecil yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) QS. 32:9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٣٢:٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As-Sajadah [32]:9)
14) Hati kecil yang dimintai pertanggungjawaban QS. 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا [١٧:٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - fu’aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]:36)
15) Hati kecil yang dibakar di neraka Huthamah QS. 104:7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ [١٠٤:٧
yang (membakar) sampai ke “hati kecil” (fu’ad - af’idah). (QS. Al-Humazah [104]:7)
2) Hati kecil yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat QS. 6:110
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٦:١١٠
Dan (begitu pula) Kami memalingkan “hati kecil” (fu’ad - af’idatahum) dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’aam [6]:110)
3) Hati kecil yang bisa menjadi Kosong (frustasi) QS. 28:10
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [٢٨:١٠
Dan menjadi kosonglah “hati kecil” (fu’ad - fu’aadu) ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan “hati”nya (qalbihaa), supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (Al-Qashash [28]:10)
4) Hati kecil yang kosong (melamun/mata tak berkedip) QS. 14:43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ [١٤:٤٣
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan “hati kecil” (fu’ad - af’idatuhum) mereka kosong.
5) Hati kecil yang tidak beriman QS. 6:113
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ [٦:١١٣
Dan (juga) agar “hati kecil” (fu’ad - af’idahu) orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. Al-An’aam [6]:113)
6) Hati kecil yang tidak bersyukur QS. 23:78
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٢٣:٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah). Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu’minuun [23]:78)
7) Hati kecil yang di-ingatkan untuk bersyukur QS. 67:23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣
Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah)". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk [67]:23)
8) Hati kecil yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Qur’an QS. 25:32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا [٢٥:٣٢
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat “hati kecil” mu (fu’ad - fu’aadaka) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqaan [25]:32)
9) Hati kecil yang semakin teguh dengan kisah-kisah Rasul QS. 11:120
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [١١:١٢٠
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan “hati kecil” (fu’ad - fa’aadaka); dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]:120)
10) Hati kecil yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri QS. 16:78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [١٦:٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah), agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16]:78)
11) Hati kecil yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia QS. 14:37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [١٤:٣٧
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah “hati kecil” (fu’ad - af’idatan) sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim [14]:37)
12) Hati kecil yang tidak dapat bekerja secara sinergis dengan Pendengaran dan Penglihatan QS. 46:26
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٤٦:٢٦
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); tetapi pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah) mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf [46]:26)
13) Hati kecil yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) QS. 32:9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٣٢:٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As-Sajadah [32]:9)
14) Hati kecil yang dimintai pertanggungjawaban QS. 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا [١٧:٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - fu’aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]:36)
15) Hati kecil yang dibakar di neraka Huthamah QS. 104:7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ [١٠٤:٧
yang (membakar) sampai ke “hati kecil” (fu’ad - af’idah). (QS. Al-Humazah [104]:7)
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٦:١١٠
Dan (begitu pula) Kami memalingkan “hati kecil” (fu’ad - af’idatahum) dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’aam [6]:110)
3) Hati kecil yang bisa menjadi Kosong (frustasi) QS. 28:10
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [٢٨:١٠
Dan menjadi kosonglah “hati kecil” (fu’ad - fu’aadu) ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan “hati”nya (qalbihaa), supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (Al-Qashash [28]:10)
4) Hati kecil yang kosong (melamun/mata tak berkedip) QS. 14:43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ [١٤:٤٣
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan “hati kecil” (fu’ad - af’idatuhum) mereka kosong.
5) Hati kecil yang tidak beriman QS. 6:113
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ [٦:١١٣
Dan (juga) agar “hati kecil” (fu’ad - af’idahu) orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. Al-An’aam [6]:113)
6) Hati kecil yang tidak bersyukur QS. 23:78
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٢٣:٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah). Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu’minuun [23]:78)
7) Hati kecil yang di-ingatkan untuk bersyukur QS. 67:23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣
Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah)". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk [67]:23)
8) Hati kecil yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Qur’an QS. 25:32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا [٢٥:٣٢
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat “hati kecil” mu (fu’ad - fu’aadaka) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqaan [25]:32)
9) Hati kecil yang semakin teguh dengan kisah-kisah Rasul QS. 11:120
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [١١:١٢٠
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan “hati kecil” (fu’ad - fa’aadaka); dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]:120)
10) Hati kecil yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri QS. 16:78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [١٦:٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah), agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16]:78)
11) Hati kecil yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia QS. 14:37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [١٤:٣٧
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah “hati kecil” (fu’ad - af’idatan) sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim [14]:37)
12) Hati kecil yang tidak dapat bekerja secara sinergis dengan Pendengaran dan Penglihatan QS. 46:26
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٤٦:٢٦
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); tetapi pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah) mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf [46]:26)
13) Hati kecil yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) QS. 32:9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٣٢:٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As-Sajadah [32]:9)
14) Hati kecil yang dimintai pertanggungjawaban QS. 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا [١٧:٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - fu’aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]:36)
15) Hati kecil yang dibakar di neraka Huthamah QS. 104:7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ [١٠٤:٧
yang (membakar) sampai ke “hati kecil” (fu’ad - af’idah). (QS. Al-Humazah [104]:7)
2) Hati kecil yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat QS. 6:110
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٦:١١٠
Dan (begitu pula) Kami memalingkan “hati kecil” (fu’ad - af’idatahum) dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’aam [6]:110)
3) Hati kecil yang bisa menjadi Kosong (frustasi) QS. 28:10
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [٢٨:١٠
Dan menjadi kosonglah “hati kecil” (fu’ad - fu’aadu) ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan “hati”nya (qalbihaa), supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (Al-Qashash [28]:10)
4) Hati kecil yang kosong (melamun/mata tak berkedip) QS. 14:43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ [١٤:٤٣
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan “hati kecil” (fu’ad - af’idatuhum) mereka kosong.
5) Hati kecil yang tidak beriman QS. 6:113
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ [٦:١١٣
Dan (juga) agar “hati kecil” (fu’ad - af’idahu) orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. Al-An’aam [6]:113)
6) Hati kecil yang tidak bersyukur QS. 23:78
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٢٣:٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah). Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu’minuun [23]:78)
7) Hati kecil yang di-ingatkan untuk bersyukur QS. 67:23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣
Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah)". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk [67]:23)
8) Hati kecil yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Qur’an QS. 25:32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا [٢٥:٣٢
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat “hati kecil” mu (fu’ad - fu’aadaka) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqaan [25]:32)
9) Hati kecil yang semakin teguh dengan kisah-kisah Rasul QS. 11:120
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [١١:١٢٠
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan “hati kecil” (fu’ad - fa’aadaka); dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]:120)
10) Hati kecil yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri QS. 16:78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [١٦:٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah), agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16]:78)
11) Hati kecil yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia QS. 14:37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [١٤:٣٧
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah “hati kecil” (fu’ad - af’idatan) sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim [14]:37)
12) Hati kecil yang tidak dapat bekerja secara sinergis dengan Pendengaran dan Penglihatan QS. 46:26
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٤٦:٢٦
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); tetapi pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah) mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf [46]:26)
13) Hati kecil yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) QS. 32:9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٣٢:٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As-Sajadah [32]:9)
14) Hati kecil yang dimintai pertanggungjawaban QS. 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا [١٧:٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - fu’aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]:36)
15) Hati kecil yang dibakar di neraka Huthamah QS. 104:7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ [١٠٤:٧
yang (membakar) sampai ke “hati kecil” (fu’ad - af’idah). (QS. Al-Humazah [104]:7)
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٦:١١٠
Dan (begitu pula) Kami memalingkan “hati kecil” (fu’ad - af’idatahum) dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’aam [6]:110)
3) Hati kecil yang bisa menjadi Kosong (frustasi) QS. 28:10
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا ۖ إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ [٢٨:١٠
Dan menjadi kosonglah “hati kecil” (fu’ad - fu’aadu) ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan “hati”nya (qalbihaa), supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). (Al-Qashash [28]:10)
4) Hati kecil yang kosong (melamun/mata tak berkedip) QS. 14:43
مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ [١٤:٤٣
mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan “hati kecil” (fu’ad - af’idatuhum) mereka kosong.
5) Hati kecil yang tidak beriman QS. 6:113
وَلِتَصْغَىٰ إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ [٦:١١٣
Dan (juga) agar “hati kecil” (fu’ad - af’idahu) orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. Al-An’aam [6]:113)
6) Hati kecil yang tidak bersyukur QS. 23:78
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٢٣:٧٨
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah). Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-Mu’minuun [23]:78)
7) Hati kecil yang di-ingatkan untuk bersyukur QS. 67:23
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٦٧:٢٣
Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah)". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. Al-Mulk [67]:23)
8) Hati kecil yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Qur’an QS. 25:32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا [٢٥:٣٢
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat “hati kecil” mu (fu’ad - fu’aadaka) dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqaan [25]:32)
9) Hati kecil yang semakin teguh dengan kisah-kisah Rasul QS. 11:120
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [١١:١٢٠
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan “hati kecil” (fu’ad - fa’aadaka); dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]:120)
10) Hati kecil yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri QS. 16:78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [١٦:٧٨
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah), agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16]:78)
11) Hati kecil yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia QS. 14:37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [١٤:٣٧
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah “hati kecil” (fu’ad - af’idatan) sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim [14]:37)
12) Hati kecil yang tidak dapat bekerja secara sinergis dengan Pendengaran dan Penglihatan QS. 46:26
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٤٦:٢٦
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); tetapi pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah) mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (QS. Al-Ahqaf [46]:26)
13) Hati kecil yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) QS. 32:9
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ [٣٢:٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As-Sajadah [32]:9)
14) Hati kecil yang dimintai pertanggungjawaban QS. 17:36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا [١٧:٣٦
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan “hati kecil” (fu’ad - fu’aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Israa [17]:36)
15) Hati kecil yang dibakar di neraka Huthamah QS. 104:7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ [١٠٤:٧
yang (membakar) sampai ke “hati kecil” (fu’ad - af’idah). (QS. Al-Humazah [104]:7)
|
Berikut ini adalah contoh kalimat doa yang biasanya lebih cocok untuk Muslim :
- Ya Allah... terima kasih karena Engkau selalu mengasihi kami secara berkelimpahan tiada batas setiap saat.
- Ya Allah... bantulah & bimbinglah kami agar dapat berdoa kepadaMu dengan sepenuh hati & perasaan kami, memasrahkan semua masalah, beban, hambatan, pikiran, jiwa, hati & seluruh diri kami seutuh-utuhnya kepadaMU.
- Ya Allah... terangilah hati kami agar semua kesombongan dibersihkan & digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
- Ya Allah... terangilah hati kami agar semua kemarahan dibersihkan & digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
- Ya Allah... terangilah hati kami agar semua sifat ingin mementingkan diri sendiri dibersihkan & digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
- Ya Allah... terangilah hati kami agar semua perasaan iri & dengki dibersihkan & digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
- Ya Allah... terangilah hati kami agar semua keserakahan & kelicikan dibersihkan & digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
· Ya Allah... bantulah & bimbinglah kami agar mudah bagi kami untuk memberi maaf kepada siapapun yang pernah bersalah kepada kami dengan setulus-tulusnya. (Ingat kembali siapapun yang pernah bersalah & maafkan dengan setulus-tulusnya sambil menyadari bahwa hubungan hati anda kepada Tuhan adalah yang terpenting & jangan sampai hubungan ini dihalang-halangi oleh emosi-emosi negatif yang diakibatkan orang lain terhadap anda)
· Ya Allah... dengan telah kami maafkannya mereka, berkatilah hati kami agar semua kebencian, dendam, sakit hati, ketidakpuasan, kejengkelan & emosi-emosi negatif lainnya yang disebabkan oleh orang lain, semuanya dibersihkan & dikeluarkan dari hati kami untuk digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
· Ya Allah... bantulah & bimbinglah kami agar kami dapat semakin sadar akan kesalahan kami, baik kepadaMu maupun kepada sesama kami, memohon ampun kepadaMu dengan setulus hati kami & dengan sepenuh kesungguhan & perasaaan hati kami.
· Tuhan... ampunilah semua kesalahan kami, biarlah semua ketakutan, kekhawatiran, beban & semua hal-hal negatif lainnya yang diakibatkan oleh kesalahan kami, juga dibersihkan, dikeluarkan & digantikan dengan cahaya & kasih sayangMu.
· Ya Allah... bantulah & bimbinglah kami agar cahaya & kasih sayangMu semakin meresap di dalam hati kami, bersinar semakin indah & terang di dalam hati kami, untuk memberikan ketenangan, kedamaian & kebahagiaan yang sejati di dalam hati kami.
· Ya Allah... terpujilah Engkau Yang Maha Esa, Maha Kuasa & Maha Segalanya untuk sekarang & selama-lamanya.
· Terima kasih ya Allah... Amin!
Kita Memang Ditakdirkan Untuk Bahagia
Siapapun kita, pasti selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidup kita. Lihatlah kenyataan yang ada pada diri kita sendiri, jika kita perhatikan, apa yang menjadi penggerak dibalik pikiran dan perbuatan kita, baik secara sadar maupun tidak, semuanya adalah untuk membawa kita pada kondisi atau perasaan bahagia tersebut, atau setidaknya megarah pada ide atau konsep tentang kebahagiaan itu sendiri.
Sebagian dari kita bahkan sudah lama mempertanyakan mengapa kita tidak bisa terus menerus bahagia setiap saat, sedangkan jika dilihat dari semua sudut ilmu pengetahuan dan pemikiran manusia sepanjang zaman, hampir tidak ada satupun yang dapat menjawab pertanyaan itu secara memuaskan dan utuh. Mungkin hal ini disebabkan karena penyebab utamanya adalah karena jawabannya amatlah terlalu dekat untuk dapat dilihat, ...... yaitu: Hati kita sendirilah jawabannya. Hati kitalah kunci sebenarnya dari kebahagian itu sendiri.
Sepanjang hidup kita, sudah sering kita mendengar nasehat atau kata - kata bijak agar “ikutilah hati”. Hal ini pun juga telah ditulis banyak sekali dalam kitab suci, dari semua agama, sejak dari zaman dahulu kala. Ini semua disebakan karena hanya hati kitalah yang dapat merasakan kasih sayang / rahmat langsung yang berasal dari Tuhan Yang Maha Pengasihdan Penyayang, yang selalu setiap saat mengasihi dan menyayangi kita seutuhnya, dan selalu berkehendak dan menganugrahkan semua yang terbaik untuk kita seutuh - utuhnya.
Dalam hal jika kita bersedia membuka hati kita kepada Tuhan, kita akan benar - benar menyadari dan merasakan sendiri bahwa hati kita akan selalu dipenuhi dengan kedamaian dan kebahagiaan yang dapat kita rasakan secara terus menerus sebagai sesuatu perasaan yang sangat nyata dalam hidup kita sehari-hari. Kehidupan kita sehari-hari sebetulnya adalah manifestasi dari seberapa kuat kita terhubung dengan Sang Pencipta, Sumber dari segala sumber kebahagian yang sejati dan abadi. Jadi, hati yang terbuka juga adalah kunci yang sebenarnya bagi kemajuan spiritual untuk
semakin dekat kepada Tuhan, Sumber sejati dari semua mahluk.
Mengapa hati kita yang menjadi kunci penghubung kita kepada Tuhan / Sumber Sejati ? Mengapa hati kita yang menjadi pusat perasaan-perasaan indah ? Mengapa hati kita, bukannya otak kita atau bagian diri kita yang lain yang menjadi kuncinya ? Hati kita menjadi kuncinya karena roh / diri kita yang sejati berada di dalam hati kita. Diri sejati kitalah yang berasal langsung dari Tuhan dan pastilah memang selalu mempunyai hubungan kepada Asalnya, yaitu Tuhan sebagai Sumber Yang Sejati. Diri sejati kita yang berada di dalam hati ini akan terus - menerus ada walaupun kehidupan kita sebagai manusia kali ini nantinya berakhir. Tubuh fisik kita hányalah “kulit luar” yang bersifat sementara saja, sedangkan hubungan kita kepada Tuhan / Sumber Yang Sejati adalah abadi. Kita selalu butuh Tuhan dan Tuhan selalu mengasihi dan menyayangi kita seutuhnya tidak hanya pada saat kita hidup di bumi saja, tapi juga dimana pun sampai kapan pun dan selama-lamanya.
Karena saat ini kita masih masih hidup sebagai manusia dan mempunyai tubuh fisik, maka hati kita inilah (bukan hati liver tapi hati pusat perasaan yang ada di tengah dada) yang menjadi sarana dimana kita dapat terhubung kepada Tuhan. Dengan adanya hubungan ini, maka hati kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan dan juga dapat menerima kasih sayangNya. Dalam menerima kasih sayangNya ini, kita dapat merasakan begitu banyak keindahan dan kelebutan di dalam hati kita, termasuk perasaan ringan, tenang, damai, dan bahagia melebihi semua yang pernah kita rasakan dari semua pengalaman duniawi.
Merasa tenang dan bahagia setiap saat di dalam hidup kita kedengarannya amat fantastis, bahkan tidak mungkin. Sekarang kenalilah bahwa itu adalah otak anda yang sedang membuat penilaian, memasukkan batasan yang tidak benar ini. Dalam hal ini, ada cukup banyak hal yang perlu dilakukan agar anda tidak lagi memilih cara anda sendiri. Otak kita sangat kuat karena kita sudah begitu banyak menghabiskan waktu kita di dalam kepala kita, sehingga otak dapat menjajah hati kita pada mulanya. Tetapi, hati kita tahu bahwa kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan telah menunggu kita secepat kita mulai membuka hati kepada Tuhan. Ini hanya masalah membuka hati kita untuk membiarkan rahmat / kasih sayang Tuhan melakukan semua hal yang terbaik dan yang terindah bagi kita seutuhnya.
Betapa sangat indah dan menarik, mengingat bahwa semua hal-hal indah ini sebenarnya ada di dalam diri kita selama ini. Yang kita perlu lakukan hanyalah membuka hati kita dan menggunakan hati kita untuk dapat menyadari, merasakan dan menikmati semua anugrah yang indah ini.
Semoga anda dapat membuka hati kepada Sang Pencipta dan menggunakan hati untuk mengalami kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan yang ada di dalam hati sendiri. Amin (L)
Sumber Kebahagiaan Hati Yang Sebenarnya
Sudah merupakan hal yang sangat manusiawi jika kita ingin menikmati hidup ini dengan sepenuh kebahagiaan dan memang sebenarnya seperti inilah hidup yang dikehendaki oleh Tuhan untuk kita dan semuanya, namun kenyataan yang banyak dialami malah seringkali kita masih sering terbelenggu oleh banyak hal yang membuat hati kita malah tidak bahagia.
Marilah kita renungkan sejenak, seberapa kita telah yakin bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang ? Sudahkah kita sadar seutuhnya bahwa kalau kita telah yakin bahwa Tuhan memang Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka sudah pastilah bahwa kasih sayang Tuhan sebenarnya sudah dan selalu dianugrahkan kepada kita setiap saat seutuh-utuhnya tanpa pamrih apapun. Lalu, mengapa kita masih belum bahagia?
“ Bukankah memang tidak akan pernah ada hal yang bisa menandingi kasih sayang Tuhan sebagai alasan / penyebab utama dari kebahagiaan kita setiap saat ? “
Silahkan anda benar benar merenungkan hal ini dengan sebaik-baiknya tanpa perlu terburu-buru terlebih dahulu sebelum anda melanjutkan untuk membaca tulisan berikutnya, semoga renungan ini bisa membangunkan hati anda untuk semakin sadar bahwa memang kita harusnya bahagia setiap saat sampai kapan pun karena kasih sayang Tuhan telah dan selalu dianugrahkan kepada kita setiap saat sampai kapanpun juga. Kita lah yang sebenarnya bermasalah karena kita belum bisa menerima kasih sayang Tuhan tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga kita akhirnya belum bisa bahagia seutuh-utuhnya, bukan karena Tuhan kurang / belum mengasihi kita karena pastilah Tuhan Maha Pengasih dan Penyanyang selama-lamanya tanpa batasan apapun.
Setelah hati kita yakin bahwa memang Tuhan telah dan selalu mengasihi dan menyayangi hati kita seutuhnya setiap saat, marilah kita sadari juga bahwa yang menjadi masalah sebenarnya adalah karena hati kita masih belum terbuka seutuhnya untuk Tuhan. Masih banyaknya emosi negatif, keinginan, harapan yang mengotori hati kita inilah yang menjadi salah satu penyebab tertutupnya / belum terbukanya hati kita untuk Tuhan. Oleh karena itulah kita harus bersedia untuk menerima kasih sayang Tuhan untuk hati kita agar emosi emosi negatif di hati kita untuk dibersihkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya.
Hati inilah kunci hubungan kita kepada Tuhan karena memang hati inilah bagian dari diri kita yang berasal langsung dari Tuhan dan akan selalu ada selama-lamanya walaupun tubuh fisik kita suatu saat nanti akan sudah tidak pernah ada lagi. Hati inilah diri kita sebenarnya dan oleh karena itulah Tuhan selalu melihat hati kita dalam setiap apappun hal yang kita kerjakan. Berdoa dan apapun hal yang berhubungan kepada Tuhan haruslah dilakukan dengan sepenuh hati yang terbaik.
Jika anda berminat untuk mulai bisa menyadari, merasakan dan menikmati sendiri betapa memang kasih sayang Tuhan lah sumber kebahagiaan kita yang sebenarnya, silahkan anda teruskan dengan melatih tehnik sederhana yang sudah dijelaskan di bagian menu utama : Latihan Dasar kemudian meneruskan dengan langkah Doa Buka Hati.
Membuka Hati Untuk Menikmati Cahaya Ilahi
Semua manusia pasti ingin bahagia, tenang & damai dalam hidup sehari-hari, sehingga banyak sekali usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mencapainya, tapi tak sedikit pula manusia yang sulit mencapainya. Barangkali mereka lupa, bahwa kebahagiaan, ketenangan & kedamaian yang sesungguhnya hanyalah ada di tangan Sang Pencipta.
Sadarkah anda bahwa sang Pencipta adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (ar-Rachman) yang selalu mengasihi semua mahluk tanpa pilih kasih, tanpa kenal pamrih? Dari sinilah harus kita sadari bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik & selalu menerangi semua mahluk dengan cahaya kasihNya yang Maha Indah. Karena itulah setiap mahluk mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat hidup bahagia. Tidak cukupkah cahaya Ilahi untuk membuat kita bahagia? Apa yang bisa melebihi kebahagiaan sejati dari cahaya Ilahi? Mengapa anda sendiri masih belum bahagia padahal Allah selalu mengasihi anda, menerangi hati anda dengan cahaya kasihNya? Yang menjadi masalah adalah hati anda sendiri. Anda sendirilah yang menutup hati.
Sadarkah anda bahwa sang Pencipta adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (ar-Rachman) yang selalu mengasihi semua mahluk tanpa pilih kasih, tanpa kenal pamrih? Dari sinilah harus kita sadari bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik & selalu menerangi semua mahluk dengan cahaya kasihNya yang Maha Indah. Karena itulah setiap mahluk mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat hidup bahagia. Tidak cukupkah cahaya Ilahi untuk membuat kita bahagia? Apa yang bisa melebihi kebahagiaan sejati dari cahaya Ilahi? Mengapa anda sendiri masih belum bahagia padahal Allah selalu mengasihi anda, menerangi hati anda dengan cahaya kasihNya? Yang menjadi masalah adalah hati anda sendiri. Anda sendirilah yang menutup hati.
Sadarkah anda bahwa setiap anda melakukan emosi negatif ataupun perbuatan jelek lainnya maka noda hitam akan timbul di hati? Kalau kita tidak mau peduli, semakin lama hati kita akan semakin tertutupi oleh noda hitam yang kita perbuat sendiri, sehingga seterang & seindah apapun cahaya Ilahi yang dilimpahkan oleh Allah ke dalam hati tak akan pernah kita sadari , seperti orang yang sedang menutupkan kelopak matanya, tak akan pernah menyadari indahnya alam semesta. Tinggal buka mata, nikmati indahnya alam semesta. Tinggal buka hati, nikmati keindahan, kebahagiaan & kedamaian dari cahaya Ilahi. Bagaimana kita mau membuka hati? Tinggal buka tutupnya. Apa yang menutupi? Emosi negatif anda sendirilah yang menutupi, semisal : marah, iri/dengki, sombong, sakit hati, dendam, benci,ingin dipuji, keserakahan dan masih banyak lagi yang lain-lainnya.
Bagaimana caranya untuk mulai mengurangi semua emosi negatif tersebut? Anda harus punya keinginan kuat untuk sadar, berusaha sebaik mungkin dan yang terpenting adalah rajin berdo’a untuk memohon agar emosi negatif tersebut dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya Ilahi. Ingatlah bahwa dalam berdo’a, hati andalah yang terpenting. Janganlah terburu-buru dalam berdo’a, biarkan do’a anda tidak hanya keluar dari lisan, tapi muncul dari dalam hati anda dengan sepenuh perasaan.
Bagaimana caranya untuk mulai mengurangi semua emosi negatif tersebut? Anda harus punya keinginan kuat untuk sadar, berusaha sebaik mungkin dan yang terpenting adalah rajin berdo’a untuk memohon agar emosi negatif tersebut dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya Ilahi. Ingatlah bahwa dalam berdo’a, hati andalah yang terpenting. Janganlah terburu-buru dalam berdo’a, biarkan do’a anda tidak hanya keluar dari lisan, tapi muncul dari dalam hati anda dengan sepenuh perasaan.
Menikmati Kebahagiaan Sejati
Adalah merupakan suatu kebahagiaan yang tak terkira bagi kita jika kita dapat selalu menikmati saat-saat indah dalam setiap doa yang kita panjatkan atau dalam setiap ibadah sehari-hari yang kita persembahkan kepada Tuhan. Bukankah memang seharusnya demikian? Walaupun pada kenyataannya masih banyak di antara kita yang ternyata malah masih merasakan kehampaan saat berdoa ataupun dalam melaksanakan ibadah sehari-hari .
Marilah kita melihat ke dalam, merenungkan kembali apa yang sedang kita lakukan saat berdoa atau beribadah kepadaNYA. Di saat kita berdoa, sebenarnya hati kita sedang mengadakan komunikasi langsung kepada Sang Pencipta Yang Maha Pengasih. Bukankah seharusnya kesempatan ini pasti akan memberikan kebahagiaan & keindahan ke dalam hati kita? Bahkan harusnya pasti bisa melebihi kebahagian & keindahan yang pernah kita rasakan saat berkomunikasi dengan kekasih duniawi yang paling kita cintai sekalipun. Bukankah tak akan pernah ada satu pun yang bisa mengasihi kita seutuh-utuhnya, setulus-tulusnya, selalu berkelimpahan tiada batas setiap saat, untuk sekarang & selama-lamanya kecuali Dia Yang Maha Pengasih? Lalu mengapa pula hati kita masih belum bisa menikmati kebahagiaan & keindahan di saat Tuhan sedang melimpahkan kasih-sayangNYA kepada kita secara tidak terbatas & setiap saat, tanpa pernah berhenti sedetik pun?
Marilah kita melihat ke dalam, merenungkan kembali apa yang sedang kita lakukan saat berdoa atau beribadah kepadaNYA. Di saat kita berdoa, sebenarnya hati kita sedang mengadakan komunikasi langsung kepada Sang Pencipta Yang Maha Pengasih. Bukankah seharusnya kesempatan ini pasti akan memberikan kebahagiaan & keindahan ke dalam hati kita? Bahkan harusnya pasti bisa melebihi kebahagian & keindahan yang pernah kita rasakan saat berkomunikasi dengan kekasih duniawi yang paling kita cintai sekalipun. Bukankah tak akan pernah ada satu pun yang bisa mengasihi kita seutuh-utuhnya, setulus-tulusnya, selalu berkelimpahan tiada batas setiap saat, untuk sekarang & selama-lamanya kecuali Dia Yang Maha Pengasih? Lalu mengapa pula hati kita masih belum bisa menikmati kebahagiaan & keindahan di saat Tuhan sedang melimpahkan kasih-sayangNYA kepada kita secara tidak terbatas & setiap saat, tanpa pernah berhenti sedetik pun?
Marilah kita merenung sejenak untuk mengambil hikmah dari analogi sederhana berikut ini: Seenak apapun makanan yang masuk ke dalam mulut kita, tidak akan pernah kita rasakan sebagai suatu kenikmatan yang sebagaimana seharusnya jika lidah kita sedang sakit sariawan berat, bahkan bisa jadi kita akan mengerang kesakitan atau bahkan kehilangan nafsu makan karenanya. Begitulah sebenarnya keadaan hati kita selama ini yang masih kurang bisa menyadari & menikmati saat-saat indah dalam berdoa, semua ini disebabkan karena hati kita masih mengalami sakit ”sariawan berat” sehingga seberapa pun kebahagiaan & keindahan yang sudah dilimpahkan oleh Tuhan ke dalam hati kita di saat hati sedang terhubung kepadaNya, maka akan masih belum bisa kita rasakan sebagai suatu keindahan ataupun kebahagiaan yang seperti sebagaimana seharusnya.
Mari kita teliti kembali hidup kita, dalam seminggu terakhir ini saja sudah berapa kalikah kita terlibat dalam emosi-emosi negatif seperti : kemarahan, iri, dengki, dendam, sakit hati, ketidakpuasan, kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya? Inilah “sariawan berat” bagi hati kita yang selama ini mengahalangi kita untuk dapat menikmati kebahagiaan & keindahan di saat hati kita sedang berhubungan kepadanya.
Memang kita sebagai manusia tidak akan pernah sempurna & masih wajar jika bisa berbuat salah dalam hidup sehari-hari, tapi kita juga tidak boleh menggunakan alasan ini untuk menjalani hidup ini dengan seenaknya saja & tidak ada usaha sama sekali untuk memperbaiki hati & diri kita masing-masing.
Sadarilah bahwa Dia Yang Maha Pengasih & Maha Bijaksana sebenarnya selalu membantu kita untuk bisa keluar dari semua penyakit-penyakit tersebut jika kita memang sungguh-sungguh mau berusaha & berdoa kepadaNYA. Dia Yang Maha Pengasih & Penyayang sebenarnya selalu menginginkan kita untuk lebih dekat kepadaNYA jauh lebih kuat sekali dibandingkan dengan keinginan kita sendiri untuk dapat menjadi semakin dekat kepadaNYA, jadi kita mau tunggu apalagi? Sepanjang di hati kita ada kesungguhan untuk berusaha & berdoa, pasti Tuhan akan menyediakan jalan terindah bagi kita untuk dapat semakin dekat kepadaNYA, untuk selalu menikmati kebahagiaan & keindahan di setiap saat hati kita terhubung kepadaNYA untuk sekarang & selama-lamanya.
Mari kita teliti kembali hidup kita, dalam seminggu terakhir ini saja sudah berapa kalikah kita terlibat dalam emosi-emosi negatif seperti : kemarahan, iri, dengki, dendam, sakit hati, ketidakpuasan, kesombongan, keangkuhan dan lain sebagainya? Inilah “sariawan berat” bagi hati kita yang selama ini mengahalangi kita untuk dapat menikmati kebahagiaan & keindahan di saat hati kita sedang berhubungan kepadanya.
Memang kita sebagai manusia tidak akan pernah sempurna & masih wajar jika bisa berbuat salah dalam hidup sehari-hari, tapi kita juga tidak boleh menggunakan alasan ini untuk menjalani hidup ini dengan seenaknya saja & tidak ada usaha sama sekali untuk memperbaiki hati & diri kita masing-masing.
Sadarilah bahwa Dia Yang Maha Pengasih & Maha Bijaksana sebenarnya selalu membantu kita untuk bisa keluar dari semua penyakit-penyakit tersebut jika kita memang sungguh-sungguh mau berusaha & berdoa kepadaNYA. Dia Yang Maha Pengasih & Penyayang sebenarnya selalu menginginkan kita untuk lebih dekat kepadaNYA jauh lebih kuat sekali dibandingkan dengan keinginan kita sendiri untuk dapat menjadi semakin dekat kepadaNYA, jadi kita mau tunggu apalagi? Sepanjang di hati kita ada kesungguhan untuk berusaha & berdoa, pasti Tuhan akan menyediakan jalan terindah bagi kita untuk dapat semakin dekat kepadaNYA, untuk selalu menikmati kebahagiaan & keindahan di setiap saat hati kita terhubung kepadaNYA untuk sekarang & selama-lamanya.
Berdoa Bukan Untuk Meminta Tapi Untuk Semakin Menerima
Memang benar dan sangat tidak salah jika hanya Tuhanlah tempat kita untuk meminta semua yang kita butuhkan dan memang kita disuruh untuk selalu berdoa meminta apapun yang kita butuhkan hanya kepadaNya saja, walaupun demikianlah perintahnya,tapi satangnya jika kita lihat pada kenyataannya, maka ternyata masih banyak sekali manusia yang berdoa dan meminta kepada selain Tuhan agar kebutuhannya dapat dipenuhi ataupun harapannya dapat terwujud sesuai keinginannya. Sehingga sangatlah cocok jika kita memang harus sering "mengkampanyekan" atau rajin berseru kepada sesama agar : mintalah semua yang dibutuhkan dengan selalu berdoa kepada Tuhan !
Yang tertulis berikut ini bukanlah untuk menentang apa yang tertulis di atas tapi untuk membantu kita agar kesadaran kita bisa semakin baik lagi untuk hanya semakin yakin dan percaya kepada Tuhan, betapa bahwa memang Tuhan selalu mengasihi dan menyayangi kita dan semua mahlukNya secara berkelimpahan tiada batas setiap saat.
Jika anda sudah yakin dan percaya bahwa memang karena Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka pastilah Tuhan sudah dan selalu bahkan akan terus menerus mengasihi dan menyayangi kita setiap saat, kapan pun dan dimana pun tanpa batasan apapun. Jika Tuhan sudah mengasihi dan menyayangi anda, masihkan anda akan berdoa untuk memohon atau meminta agar anda selalu dilimpahi kasih sayangNya ? Bukankah memang sudah ?
Jadi yang menjadi masalah sebenarnya bukanlah Tuhan belum mengasihi dan menyayangi kita tapi kitalah yang sebenarnya belum menerima kasih sayang Tuhan yang sudah dianugrahkan tersebut, sehingga akan sangatlah tepat jika dalam berdoa kita tidak lagi memohon agar dilimpahi kasih sayang oleh Tuhan tapi dalam berdoa itulah seharusnya kita mengungkapkan pengakuan kita bahwa memang Tuhan sudah mengasihi dan menyayangi kita seutuhnya kemudian kita ungkapkan juga setelahnya bahwa kita bersedia menerima kasih sayangNya tersebut untuk kita sambut dan kita biarkan bekerja atas seluruh hati dan diri kita seutuhnya.
Dengan kesadaran diatas, silahkan anda rasakan sendiri dengan hati anda, manakah contoh doa berikut ini yang lebih terasa pas di hati anda :
1. Ya Tuhan ..... Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Anugrahkanlah kasih sayangMu untuk kami agar kami dapat semakin mudah dalam mencari rizki.
2. Ya Tuhan ..... Yang Maha Pengasih dan Penyayang, biarlah kami terima kasih sayangMu agar semua hal yang terkait dengan hal mencari rizki menjadi yang terbaik sesuai menurut kehendakMu.
Dalam contoh yang pertama : kalau sebelumnya kita telah yakin bahwa Tuhan memang Maha Pengasih dan Penyayang pastilah di kalimat berikutnya kita tidak akan lagi memohon untuk dilimpahi rahmat / kasih sayang karena memang sudah dianugrahkan oleh Tuhan, bersikap untuk bersedia menerimalah yang paling pas jika kita telah yakin dan percaya bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang.
Oleh karena itu, jika anda sudah merasa yakin bahwa memang kasih sayang Tuhan memang sudah dianugrahkan secara berkelimpahan tiada batas setiap saat, maka kalimat yang digunakan untuk doa buka hati di latihan dasar sebelumnya, sebaiknya diganti menjadi seperti di contoh doa buka hati untuk semakin menerima kasih sayang Tuhan. Namun juga harus diingat dan disadari bahwa berdoa itu sebenarnya bukanlah tentang masalah kata - kata, tapi tentang sikap hati kita kepada Tuhan. Kata - kata yang digunakan hanyalah ekspresi sikap hati yang di dalam saja. Semoga bermanfaat (L)
Doa Buka Hati Untuk Semakin Menerima Kasih Sayang Tuhan
Berikut ini adalah contoh kalimat doa yang bisa anda pakai untuk semakin membuka hati dengan tidak meminta apapun lagi dari Tuhan tapi hanya dengan semakin sadar bahwa memamng Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang telah menganugrahkan semua halyang terbaik dan terindah dari kasih sayangNya oleh karena itu dalam berdoa ini kita tinggal menyadari untuk semakin bersedia menerima dan mensyukurinya saja. Silahkan mengganti kata "Tuhan" dengan sebutan lain sesuai dengan kebiasaan anda berdoa sehari-hari, misalkan : bagi yang muslim lebih senang dengan menggunakan kata "Ya Allah" dsb.
*.Tuhan ... Terima kasih dan segala puji kami kepadaMu, terima kasih karena Engkau selalu mengasihi dan menyayangi kami seutuh-utuhnya, selalu menghendakidan menganugrahkan semua hal yang terbaik dan terindah untuk kami, selalu menghendaki kami untuk bahagia seutuhnya setiap saat, sekarang dan selama-lamanya.
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar hubungan hati kami kepadaMu selalu menjadi semakin kuat setiap saat.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat hubungan hati kita menjadi semakin kuat kepada Tuhan )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua kemarahan di hati kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua kemarahan dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua kesombongan
di hati kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua kesombongan dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua iri dan dengki di hati kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua iri dan dengki dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua keserakahan dan ketamakan di hati kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua keserakahan dan ketamakanan dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar mudah bagi kami untuk memaafkan semua yang pernah bersalah kepada kami walaupun mereka masih terus menerus menyakiti kami, …... biarlah kami semuanya sadar bahwa kami memang harusnya saling membantu untuk dapat semakin dekat lagi kepadaMu dengan memaafkan siapapun yang pernah / masih bersalah kepada kami.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat kita bersedia untuk memaafkan kesalahan siapapun kepada kita satu per satu dengan setulus-tulusnya )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua dendam, sakit hati, ketidakpuasan , kejengkelan, kekecewaan dan semua emosi negatif lainnya di hati kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua dendam, ketidakpuasan, sakit hati, kejengkelan, kekecewaan dan semua emosi negatif lainnya dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan ... menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua kesalahan kami, baik yang kami sengaja maupun tidak, diampuni seutuh-utuhnya oleh kasih sayangMu agar semua hal yang memberatkan dan membebani hati dan seluruh diri kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua kesalahan diampuni oleh kasih sayang Tuhan dan semua hal yang memberatkan dan membebani hati dan seluruh diri kita dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan ... dengan semakin terbukanya hati kami kepadaMu dan semakin menyadari bahwa memang telah dan selalu Engkau anugrahkan kasih sayangMu untuk kami berkelimpahan tiada batas setiap setiap saat, biarlah kami terima kasih sayangMu untuk hati dan seluruh diri kami agar semua hal yang kotor dan tidak murni di hati kami dibersihkan, dikeluarkan dan digantikan dengan cahaya dan kasih sayangMu seutuh-utuhnya.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat semua hal yang kotor dan tidak murni dibersihkan dan dikeluarkan dari hati untuk digantikan dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan … Biarlah kasih sayangMu yang telah ada di dalam hati dan seluruh diri kami selalu bersinar semakin kuat, terang dan indah setiap saat, untuk semakin memenuhi hati dan seluruh kami dengan ketenangan, keindahan dan kebahagiaan sejati dariMu, yang terbaik seutuh-utuhnya sesuai menurut kehendakMu.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat hati dan seluruh diri semakin dipenuhi dengan cahaya dan kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya )
*. Tuhan … Biarlah kasih sayangMu selalu terpancar dari hati dan seluruh diri kami ke segala arah dan ke semua mahluk di seluruh keberadaan agar semua yang gelap dijauhkan dan semua mahluk juga semakin sadar akan kasih sayangMu untuk semakin bersedia membuka hati kepadaMu dan menerima kasih sayangMu dengan lebih baik lagi.
( berhenti sejenak untuk semakin menikmati keindahan , ketenangan dan kebahagian di hati saat cahaya dan kasih sayang Tuhan semakin terpancar hati dan seluruh diri ke segala arah dan ke semua mahluk di seluruh kebaradaan )
*. Tuhan … Terima kasih dan puji syukur kami kepadaMu, Amin
( Hati semakin bersyukur dengan semakin menikmati dan larut dalam keindahan , ketenangan dan kebahagian dari cahaya dan kasih sayang Tuhan di hati dan seluruh diri dan keberadaan kita seutuhnya)
NB : Pada saat berdoa jika terjadi luapan emosi ataupun reaksi terasa sesak di hati atau ingin muntah silahkan dilepaskan saja tapi setelah itu kembalilah untuk segera menikmati ketenangan, kedamaian dan kebahagian di dalam hati dari cahaya dan kasih sayang Tuhan yang memang sudah dan selalu dianugrahkan )
Semoga bermanfaat untuk semuanya dan semua mahluk semakin bahagia
di dalam kasih sayang Tuhan seutuh-utuhnya setiap saat, Amin