Rabu, 22 Februari 2012

Shahadat


Syahadat (Bahasa Arab: الشهادة asy-syahādah Description: Tentang suara iniaudio (bantuan·info)) (dari kata شهد syahida, "(ia telah) menyaksikan") adalah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya dan merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. [1]Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:
  • Kalimat pertama :
Description: Syahadat1.gif
asyhadu an-laa ilaaha illallaah
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
  • Kalimat kedua :
Description: Syahadat2.gif
wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah
Pertanyaan :
Saya punya teman di satu komonitas profesi yang beragama Islam juga, namun dia sangat bebas berfikir dan mem pertanyakan apa saja. Misalnya, tentang sahadat. Dipertanyakannya kenapa sahadat yang seharusnya hanya berisikan pengakuan atas keesaan Allah SWT dilanjutkan dengan pengakuan atas kerasulan Nabi Muhammad SAW, bukankah hal itu berarti mengkultuskan dan mensejajarkan Nabi Muhamamd SAW dengan Allah SWT?.
Kenyataan lain yang dipertanyakannya tentang kaligrafi Allah dan Nabi Muhammad SAW di rumah-rumah orang Islam kaligrafi keduanya dipasang sejajar. Bu-kankah dengan demikian Nabi Muhamamd SAW disakralkan (disucikan) sama dengan Allah SWT. Atau dengan kata lain Nabi Muhamamd SAW dikultuskan sampai ketingkat yang sakral.
Padahal bukankah antara Allah SWT dengan Nabi Muhammad SAW terdapat jarak yang jauh sekali. Allah SWT adalah Khalik (Pencipta) sementara Nabi Muhamamd SAW adalah makhluk (yang diciptakan).
Hal lain lagi yang dipertanyakannya ialah tentang ada temannya laki-laki yang dan agama lain masuk agama Islam agar dapat kawin dengan wanita yang dicintainya. Tapi setelah perkawinan beriangsung laki-laki tersebut tidak mau mengerjakan ibadah, karena menurut dia yang pentingkan dia sudah membaca sahadat dan sudah menjadi Islam. Perkawinan yang demikian itu bagaimana hukumnya?.
Jawaban :
Posisi sahadat dalam agama Islam begitu penting dan sentral. Karena sahadat adalah “pintu masuk” kedalam agama Islam. Perbedaan seorang muslim dengan seorang non muslim adalah sahadat. Sesaat sebelum membaca sahadat seseorang yang Islam masih berstatus non Islam. Tapi begitu dia selesai membaca sahadat, maka orang itu sudah menjadi muslim.
Begitu pentingnya saat membaca sahadat itu, sehingga para ulama menya-takan bahwa sahadat adalah saat “perceraian” antara seseorang dengan non Islam yang disandangnya, menjadi orang baru, yaitu seorang muslim. Dengan begitu, sahadat adalah ‘unawanul Islam‘, yaitu menceraikan antara kufur dan iman.
Sahadat adalah kesaksian dan pengakuan. Dalam kalimat sahadat ada dua kesaksian dan pengakuan.
  • Pertama, disebut “sahadat tauhid”. Yaitu kesaksian dan pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Allah Yang Maha Esa dan Allah yang mencipta segala sesuatu.
  • Kedua, disebut “sahadat rasul”. Yaitu kesaksian dan pengakuan bahwasanya Muhammad SAW adalah “Rasulullah” (utusan Allah).
“Sahadat rasul” disebut juga “sahadat risalah” yaitu sahadat atas kesaksian dan pengakuan bahwa Muhammad SAW adalah Rasulullah yang membawa risalah (ajaran/agama) dari Allah SWT.
Sekalipun berada dalam satu kalimat, haruslah sahadat tauhid, sahadat kepa-da Allah SWTIebih didahulukan daripada sahadat rasul. Tidak boleh sahadat rasul diucapkan lebih dahulu daripada sahadat tauhid.
Bila disimak dengan teliti, nyatalah bahwa isi sahadat rasul tidak menun-jukkan kesejajaran rasulullah dengan Allah. Jelas sekali bedanya. Sahadat tauhid menyatakan “tidak ada Tuhan selain Allah”, sedangkan sahadat rasul menyatakan bahwa Nabi Muhamamd SAW adalah rasulullah. Adalah utusan Allah. Bukan menjadi sekutu atau mitra Allah. Jadi jelas sekali dalam sahadat itu tidak ada kultus yang mensejajarkan Rasulullah dengan Allah yang mengutusnya.
Bahkan didalam ragamnya yang lain, pengucapan sahadat itu dinyatakan dengan tegas bahwa Rasulullah SAW adalah “abduhu wa rasuluhu” (hamba Allah dan utusan Allah).
Bahwasanya di dalam tulisan kaligrafi terjadi salah kaprah yang menulis Allah dan Muhammad dengan sejajar, seakan-akan mengesankan bahwa Rasulullah SAW adalah sejajar dengan Allah SWT, hal itu adalah suatu kesalahan yang perlu dikoreksi. Buletin Al Huda 10 tahun yang lalu sudah mengoreksi keadaan tersebut. Seyogyanya kaligrafi itu hendaklah me-nuliskan dengan lengkap kalimat sahadat. Atau kalau kedua sahadat dipisah, maka harus jelas ditulis “Allah SWT” dan “Muhammad Rasulullah SAW. Jadi dengan demikian jelas : Allah adalah Khalik, sementara Rasulullah SAW adalah makhluk.
Banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang sahadat itu, antara lain : “Katakanlah : Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi, yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia (Rasulullah) supaya kamu mendapat petunjuk“. (surat 7/AI A’raaf, ayat 158).
Tugas Rasulullah SAWsebagai hamba Allah SWT yang diangkat sebagai Rasul adalah untuk menyampaikan “kabar gembira” dan “pemberi peringatan”. Firman Allah SWT : “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui“. (Surat 34/Saba’,ayat28).
Adapun mengenai seseorang membaca kalimat sahadat dan masuk Islam sekadar melapangkan jalan baginya untuk mengawini seorang wanita, maka keislamannya itu adalah sah, juga perkawinannya adalah sah.
Ijmak jumhur ulama menyatakan bahwa semua amal manusia tergantung dengan niatnya. Bila seorang berhijrah untuk mendapatkan keredhaan Allah dan Rasul-Nya, maka baginya sesuai dengan niatnya. Adapun bagi mereka yang berhijrah untuk dapat mengawini seorang perempuan, maka nilai hijrahnya adalah seperti niatnya. Namun selama orang itu masih hidup, selama hayat masih dikandung badan orang tersebut masih dapat bertaubat dan membenarkan niatnya.
Bahwasanya ada orang Islam yang tidak menjalankan perintah dan larangan Allah SWT bukanlah terjadi hanya bagi mereka yang baru masuk Islam, juga banyak dikerjakan oleh orang yang sejak lahir sudah beragama Islam. Orang yang demikian hukumnya tetaplah seorang muslim (seorang Islam), terkecuali dia dengan jelas-jelas menunjukkan bahwa dia keluar dari Islam.
Orang yang demikian bisa jadi adalah munafik. Yaitu beriman disisi manusia (dalam penglihatan manusia), namun kafir disisi Allah SWT (Allah tentu Maha Tahu tentang hal tersebut). Orang tersebut bisa juga disebut “fasiq”, yaitu tergolong orang yang melakukan dosa dan ingkar kepada risalah (agama).
Menghadapi orang yang demikian, adalah tugas dakwah dari semua pihak, dari ahli keluarganya, dari teman dan tetangganya. Bukan hanya menjadi tugas ulama dan para muballigh. Mudah-mudahan dakwah itu membuka jalan baginya untuk mendapatkan hidayah Allah SWT.
Sumber : Buletin Dakwah Al-Huda, N0. 1122 Tahun ke-23 – 16 Mei 2008
Sahadat artinya kesaksian. Kesaksian manusia terhadap eksistensinya. Bahwa sejatinya dia adalah hamba Tuhan. Dalam khasanah Pengutusan Wahyu sepanjang masa, mulai dari Adam AS hingga Muhammad SAW, setidak-tidaknya kita mengenal ada enam kesaksian. Berikut wawancara saya dengan KI KUMITIR tentang sahadat dan macamnya beberapa saat yang lalu.
WONG ALUS: Apa arti Sahadat bagi Panjenengan Ki?
KI KUMITIR: Sahadat artinya kesaksian seorang hamba setelah dipilih oleh-Nya menjadi wakil Tuhan bagi alam semesta.
WONG ALUS: Wakil Tuhan apa sama dengan Rasul Ki?
KI KUMITIR: Bisa sama tapi bisa juga tidak. Rasul jelas wakil Tuhan, tapi hakikat sesungguhnya bahwa setiap individu adalah wakil Tuhan juga.
WONG ALUS: Saya pernah mendengar bahwa sahadat setiap rasul yang diturunkan Tuhan di muka bumi ini berbeda-beda. Apa demikian Ki?
KI KUMITIR: Beda bunyinya, tapi substansinya sama. Yaitu tetap pengakuan eksistensi Tuhan Gusti Allah SWT. Tuhan Pencipta Semua Yang Ada. Ada kekhususan pada sahadat Muhammad SAW. Nabi terakhir ini mewartakan pertemuan langsung atau Makrifat kepada-Nya. Ini yang beda dengan syahadat para rasul yang lain.
WONG ALUS: Bisa dijelaskan secara rinci bagaimana bunyi sahadat masing-masing rasul Ki?
KI KUMITIR: Baiklah, akan saya paparkan sebagai berikut:
1. SAHADAT ADAM
Rasul yang pertama adalah nabi adam bunyi sahadatnya begini:
ASHADU ALA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA ADAM KHALIFATULAH.
PERINTAH TUHAN: hai adam kamu adalah utusan ku. Kamu jangan mempunyai keinginan ma’rifat kepada ku.
WALLAHU BATINUL INSAN AL INSANNU DOHIRULLAH.
Artinya: ketahuilah wujud kamu. Kenallah diri kamu. Wujud kamu adalah keadaan wujud aku. Hai! Adam setelah kamu memahami dan mengerti wujud kamu adalah wujud aku. Sekarang kamu harus sholat dua raka’at. Maka sholatlah adalah agar kamu menerima kebaikan.
2. SAHADAT NUH
Rasul yang ke dua adalah nabi nuh sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA NUH HABIBBULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai nuh kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami.
Dalilnya SAMA-SAMI’AN. Kenallah pendengaran  kamu. Pendengaran kamu adalah kenyataan pendengaran kami. Tapi sekarang kamu Nuh harus sholat di waktu zuhur empat raka’at dan kamu harus menerima di berikan dua kuping, dua mata. Begitulah sebabnya sholat zuhur empat raka’at.
3. SAHADAT IBRAHIM
Rasul yang ke tiga adalah nabi ibrahim sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA IBRAHIM KHALIFATTULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai ibrahim kamu adalah utusan kami.kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami.
Dalilnya (BASYAR dan BASIRON) Ketahuilah penglihatan kamu. Penglihatan kamu adalah kenyataan penglihatan kami. Kamu harus sholat asar empat raka’at dan kamu harus menerima di berikan dua mata, dua tangan. Begitulah sholat asar wajib kepada umat umatnya.
4. SAHADAT ISA
Rasul yang ke empat adalah nabi isa sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILALLAH WA ASHADU ANNA ISA ROKHULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai isa ketahuilah bahwa nafas kamu adalah kenyataan hidup aku. Dan kamu harus sholat tiga raka’at di waktu magrib dan kamu harus mengerti bahwa kamu telah di berikan dua lubang hidung dan nafasnya. Begitulah sebabnya fardu sholat magrib tiga raka’at.
5. SAHADAT MUSA
Rasul yang ke lima adalah nabi musa sahadatnya begini: (kata hidup kita kepada suaranya).
ASHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ASHADU ANNA MUSA KALAMMULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai Musa kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat kepada kami. Kenalilah ucapan kamu. Ucapan kamu adalah kenyataan ucapan Ku.
Dalilnya KALAM-MUTAKALIMAN tapi kamu sekarang harus sholat empat raka’at di waktu Isya dan kamu harus menerima di berikan depan, belakang, kanan, kiri. Begitulah sebabnya fardu sholat isa empat raka’at.
6. SAHADAT MUHAMMAD
Rasul yang ke enam adalah nabi muhammad. sahadatnya adalah begini:
ASHADU ALLA ILAHA ILALLAH WA ASHADU ANNA MUHAMMADDARASULLULLAH.
PERINTAH TUHAN: Hai muhammad kamu adalah utusan kami. Sekarang kamu harus tajali. Kamu harus ma’rifat kepada kami sebab kamu adalah yang paling dekat kepada kami.
Dalilnya: AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU. artinya: Muhammad! rasa kamu adalah rasa kami. Maka pangkat mu Rasullulah. rasa kamu-rasa kami. Sekarang kamu adalah kekasih kami. Ini kami memberi cara untuk mendekatkan diri kepada kami. Turunlah kamu kepada anak cucu para wali dan umat-umat mu sampai akhir jaman. Begitulah perjanjian kepada rasul.
WONG ALUS: Terima kasih Ki, semoga membawa manfaat bagi kita semua.
KI KUMITIR: Sama-sama Mas, Saya cuma wong cubluk jadi sorry kalau ada kesalahan. Itu semata-mata karena keterbatasan saya sebagai manungso. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar