Selasa, 09 Agustus 2011

15 saja ya

Langkah Pertama : Pertama kali seseorang yang ingin menghafal Al
Qur’am hendaknya mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah saja. Dengan
niat ikhlas, maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari rasa
malas dan bosan. Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan
terus dan tidak berhenti. Berbeda kalau niatnya hanya untuk mengejar
materi ujian atau hanya ingin ikut perlombaan, atau karena yang lain.

Langkah Kedua : Hendaknya setelah itu, ia melakukan Sholat Hajat
dengan memohon kepada Allah agar dimudahkan di dalam menghafal Al
Qur’an. Waktu sholat hajat ini tidak ditentukan dan doa’anyapun
diserahkan kepada masing-masing pribadi.


Langkah Ketiga : Memperbanyak do’a untuk menghafal Al Qur’an.


Langkah Keempat
: Menentukan salah satu metode untuk menghafal Al
Qur’an. Sebenarnya banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk
menghafal Al Qur’an, Masing-masing orang akan mengambil metode yang
sesuai dengan dirinya. Akan tetapi di sini hanya akan disebutkan dua
metode yang sering dipakai oleh sebagian kalangan, dan terbukti sangat
efektif :

Metode Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan Mushaf Madinah
). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima
kali secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah
hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan
cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali
telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya.
Sebagai contoh : jika kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita
lanjutkan pada lembar ke-dua, maka sebelum menghafal halaman ke-tiga,
kita harus mengulangi dua halaman sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal
halaman ke-empat, kita harus mengulangi tiga halaman yang sudah kita
hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima, kita harus mengulangi
empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita mengulangi
lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin
menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman
sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu
kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin
menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat
halaman sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk
halaman satu dan dua kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima
kali, dan begitu seterusnya.
Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya
ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan
hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.
Metode Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat yang mau
kita hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru
menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya
dengan cara yang sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan
tetapi sebelum pindah ke ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang
sudah kita hafal dari ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita
mengulanginya sebagaimana yang telah diterangkan pada metode pertama .

Langkah Kelima : Memperbaiki Bacaan.
Sebelum mulai menghafal, hendaknya kita memperbaiki bacaan Al Qur’an agar sesuai dengan tajwid.

Langkah Keenam : Untuk menunjang agar bacaan baik, hendaknya
hafalan yang ada, kita setorkan kepada orang lain, agar orang tersebut
membenarkan jika bacaan kita salah. Kadang, ketika menghafal sendiri
sering terjadi kesalahan dalam bacaan kita, karena kita tidak pernah
menyetorkan hafalan kita kepada orang lain, sehingga kesalahan itu terus
terbawa dalam hafalan kita, dan kita menghafalnya dengan bacaan
tersebut bertahun-tahun lamanya tanpa mengetahui bahwa itu salah, sampai
orang lain yang mendengarkannya akhirnya memberitahukan kesalahan
tersebut.

Langkah Ketujuh : Faktor lain agar bacaan kita baik dan tidak
salah, adalah memperbanyak untuk mendengar kaset-kaset bacaan Al Qur’an
murattal dari syekh yang mapan dalam bacaannya.


Langkah Kedelapan : Untuk menguatkan hafalan, hendaknya kita
mengulangi halaman yang sudah kita hafal sesering mungkin, jangan sampai
kita sudah merasa hafal satu halaman, kemudian kita tinggal hafalan
tersebut dalam tempo yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya
hafalan tersebut.


Langkah Kesembilan : Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah
menggunakan seluruh panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita
menghafal bukan hanya dengan mata saja, akan tetapi dibarengi dengan
membacanya dengan mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan
menulisnya ke dalam buku atau papan tulis. Ini sangat membantu hafalan
seseorang.


Langkah Kesepuluh : Menghafal kepada seorang guru.
Menghafal Al Qur’an kepada seorang guru yang ahli dan mapan dalam Al
Qur’an adalah sangat diperlukan agar seseorang bisa menghafal dengan
baik dan benar. Rosulullah saw sendiri menghafal Al Qur’an dengan Jibril
as, dan mengulanginya pada bulan Ramadlan sampai dua kali katam.

Langkah Kesebelas : Menggunakan satu jenis mushaf Al Qur’an dan
jangan sekali-kali pindah dari satu jenis mushaf kepada yang lainnya.
Karena mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat.

Langkah Keduabelas : Pilihlah waktu yang tepat untuk menghafal, dan ini tergantung kepada pribadi masing-masing.


Langkah Ketigabelas : Salah satu waktu yang sangat tepat untuk
melakukan pengulangan hafalan adalah waktu ketika sedang mengerjakan
sholat –sholat sunnah, baik di masjid maupun di rumah. Hal ini
dikarenakan waktu sholat, seseorang sedang konsentrasi menghadap Allah,
dan konsentrasi inilah yang membantu kita dalam mengulangi hafalan.


Langkah Keempatbelas : Salah satu faktor yang mendukung hafalan
adalah memperhatikan ayat-ayat yang serupa ( mutasyabih ) . Biasanya
seseorang yang tidak memperhatikan ayat-ayat yang serupa ( mutasyabih ),
hafalannya akan tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Ayat yang
ada di juz lima umpamanya akan terbawa ke juz sepuluh. Ayat yang
mestinya ada di surat Surat Al-Maidah akan terbawa ke surat Al-Baqarah,
dan begitu seterusnya.

dan langkah yg terakhir
Langkah Kelimabelas : Setelah hafal Al Qur’an, jangan sampai
ditinggal begitu saja. Banyak dari teman-teman yang sudah menamatkan Al
Qur’an di salah satu pondok pesantren, setelah keluar dan sibuk dengan
studinya yang lebih tinggi, atau setelah menikah atau sudah sibuk pada
suatu pekerjaan, dia tidak lagi mempunyai program untuk menjaga
hafalannya kembali, sehingga Al-Qur’an yang sudah dihafalnya beberapa
tahun di pesantren akhirnya hanya tinggal kenangan saja. Setelah
ditinggal lama dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk
mengembalikan hafalannya lagi. Fenomena seperti sangat banyak terjadi
dan hal itu sangat disayangkan sekali. Boleh jadi, ia mendapatkan ijazah
sebagai seorang yang bergelar ” hafidh ” atau ” hafidhah “, akan tetapi
jika ditanya tentang hafalan Al- Qur’an, maka jawabannya adalah nihil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar