Senin, 08 Agustus 2011

Anak2 Hebat

Kodrat anak kecil adalah melakukan banyak pembelajaran. Di usia dini, mereka seharusnya beradaptasi dengan lingkungan dan  melakukan banyak hal yang dilakukan anak kecil lainnya, seperti belajar dan bermain.

Tak lazim. Ada anak-anak hebat di dunia yang melampaui kodrat mereka. Di saat anak-anak yang lain masih sibuk dengan dunianya, mereka telah menumbangkan dunia dengan hal-hal yang unik dan mengukir nama mereka di tinta emas dunia.

Inioke menyajikan profil mereka sebagai berikut.

Kim Ung-Yong

Kim Ung-Yong merupakan manusia ber-IQ tertinggi di dunia. Ia lahir pada 7 Maret 1963. Anak Korea ini dinobatkan sebagai manusia jenius di seluruh dunia. Kim menempuh pendidikan di Universitas jurusan Fisika di saat usianya masih 3 tahun. Pada umur 4 tahun, dia sudah bisa membaca huruf Jepang, Korea, Jerman, dan Inggris. Pada umur 5 tahun, ia mampu memecahkan soal kalkulus integral dan differential yang sangat kompleks pada suatu acara TV di Jepang.

Pada usia 7 tahun, ia diundang untuk ke Amerika oleh NASA, dan mendapatkan gelar professor Ph. D dalam bidang Fisika di Colorado State University sebelum berusia 16 tahun.

Semasa berkuliah ia juga bekerja sebagai researcher di Nasa dan melanjutkan pekerjaan tersebut sampai pada tahun 1978 ketika ia memutuskan untuk kembali ke Korea, mendalami bidang Teknik Sipil, yang sama sekali berbeda dari bidang yang ia dalami sebelumnya (Fisika) dan berhasil mendapat gelar Doktor pada bidang teknik sipil.

Kim Ung-Yong juga mencatatkan dirinya pada Guinness Book of World Records dengan "Highest IQ" 210.

Akrit Jaswal
Akrit Jaswal adalah anak India yang disebut-sebut sebagai "the world's smartest boy". Akrit meraih perhatian publik ketika pada tahun 2000, dia melakukan pengobatan medis pertamanya. Saat itu dia berumur 7 tahun. Pasiennya, seorang anak perempuan lokal berumur 8 tahun yang tidak mampu berobat ke dokter. Tangan anak perempuan itu terbakar api, menyebabkan jari-jarinya dalam posisi menggenggam dan tidak bisa dibuka. Akrit belum pernah mendapatkan latihan atau pengalaman di bidang pembedahan sebelumnya, akan tetapi dia mampu melakukan pembedahan sehingga jari-jari anak perempuan tersebut dapat terbuka kembali dan mampu untuk menggunakan fungsi tangannya sebagaimana mestinya.

Akrit memfokuskan kepandaiannya ke bidang pengobatan dan pada umur 12 tahun. Dia mengklaim dirinya dalam penelitian untuk penyembuhan penyakit kanker. Saat ini, dia sedang menjalani kuliahnya di jurusan Science di Chandigarh College dan merupakan mahasiswa termuda yang pernah diterima oleh Universitas di India.


Gregory Smith

Gregory Smith mendapatkan penghargaan nobel pada usia 12 tahun. Anak hebat yang lahir pada tanggal 9 Juni 1989 ini mencatatkan namanya pada nobel perdamaian berkat usahanya dalam mendirikan International Youth Advocates. Perkumpulan Orang muda seluruh dunia.

Ia pernah bertemu langsung dengan Presiden Bush, dan juga Michael Gorbacev.

Anak ini istimewa karena dia bergelar sarjana. Lulus Cum Laude strata satu untuk bidang matematika, juga sejarah dan biologi. Smith mendirikan sebuah lembaga amal (fondasi) yang telah dipikirkan untuk masa depannya.

Kini Smith bekerja di Universitas Virginia departemen matematika. Smith juga memperoleh beasiswa yang sangat penting, Jack Kent Ccooke Award. Beasisiwanya cukup untuk membayar sekolahnya hingga gelar doktor(Ph. D ). Beasiswanya sebesar 50000 dolar AS per tahun.

Smith juga berencana melanjutkan studi pada bidang riset biomedis, kedirgantaraan, dan hubungan internasional. Smith adalah co-chair dari World of Children Award. Dia bersanding dengan Muhammad Ali pada organisasi tersebut. The World of Children Award mengingatkan banyak orang untuk mendedikasikan hidupnya membantu anak-anak diseluruh dunia.
Smith juga adalah pendiri International Youth Advocates. Misi IYA adalah melindungi anak muda dari kekerasan dan menyediakan pelayanan edukasi yang baik dan kondisi penghidupan yang baik dan juga layak. Organisasi ini bekerja sama dengan Christian Chldren's Fund dan World Centers of Compassion for Children. Bersama - sama , organisasi tersebut mengumpulkan materi edukasi dan suplai medis dan mengantarkannya pada orang-orang di seluruh dunia.

Fantastiknya, Smith tiga kali dinominasikan sebagai calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Pertama pada tahun 2002, kedua pada tahun 2003 dan ketiga kalinya pada tahun 2004. smith bekerja di suatu perusahaan yang didalamnya ada beberapa tokoh yang kini kita kenal , termasuk banyak figur pada dunia politik. Di antaranya, mantan presiden Amerika Serikta-Bill Clinton, mantan presiden Rusia-Michael Gorbachev, Nobelis Perdamaian tahun 1984-Desmond Tutu, Nobelis Perdamaian tahun 1976-Betty Williams.

Cleopatra Stratan

Cleopatra Stratan merupakan penyanyi termuda berusia 3 Tahun dengan Gaji 1000€ per lagu. ia lahir Pada 6 Oktober 2002 di Chisinau. Ia adalah pencatat sejarah di Industri musik sebagai seorang penyanyi. Pada usia 3 tahun, ia mencatatkan dirinya sebagai artis cilik dengan album La vârsta de trei ani pada tahun 2006. Dia juga menerima penghargaan MTV Award dalam Artis termuda yang mencetak #1 Hit.

Pavel stratan, ayah dari Cleopatra sedang berada di studio rekaman dengan Cleopatra yang masih bersia 3 tahun sdang bermain-main, secara tiba-tiba ia meraih microphone dan mulai bernyanyi bersama pavel ayahnya. Setiap orang ang berada di studio sangat terkesan sehingga mereka menyelesaikan rekaman pada saat itu dengan lagu yang menampilkan Cleopatra sebagai penyanyi utama, dan menyarankan bahwa dia akan menjadi penyanyi yang lebih muda dari Shirley Temple.

Dia tercatat di dunia sebagai orang paling muda yang pernah bernyanyi di panggung dan merekam albumnya sendiri di Rumania, moldova dan seluruh dunia dengan jumlah fans yang sangat banyak. Beberapa lagunya telah direkam dalam bahasa Inggris dan Spanyol.

Dia juga sukses di Jepang. Umur 3 tahun telah mendapatkan double platinum untuk penjualan lebih dari 150 ribu keeping di Rumania.

Aelita Andre
Aelita Andre merupakan pelukis di usia 2 tahun. Anak kelahiran Australia ini, baru berumur dua tahun sudah menunjukkan kualitasnya sebagai jenius Ia memiliki sebuah gedung pertunjukkan untuk karya-karya abstraknya.

Pada mulanya, Mark Jamieson, direktur dari Brunswick Street Gallery di Melbourne's Fitzroy tertarik melihat sebuah poto lukisan dari Aelita Andre. Ia menginginkannya bergabung dalam grupnya karena bakat lukisannya itu. Ketika undangan telah dibuat, ia baru saja menyadari bahwa Aelita adalah anak yang masih berumur 22 bulan. Namun ia tetap melanjutkan pertunjukannya itu.

Brunswick Street Gallery mempunyai kebijakan untuk membantu mempromosikan seniman-seniman pemula, namun belum pernah yang berusia semuda Aelita. Akhirnya Jamieson memutuskan untuk tetap membolehkan karya Aelita ikut dipamerkan. Meski diakuinya, beberapa orang mengeritik bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Aelita Andre, kini menjadi buah bibir di Australia, juga kalangan seniman lukis dunia. Pasalnya,karya-karyanya yang brilian yang dianggap melampaui usianya. Bisa jadi dia adalah pelukis termuda di dunia yang telah menggelar pameran, jika prestasinya ini diusulkan ke Guinness World Record.

Kehebohan muncul saat pameran di balai seni Melbourne Fitzroy. Lukisan abstrak berwarna cerah yang digantung berdampingan dengan karya pelukis terkenal, membuat para pemerhati lukisan tercengang. Mereka kaget karena di samping lukisan abstrak itu terdapat foto Aelita Andre dan penjelasan bahwa dialah yang pelukisnya.

Aelita belajar melukis sebelum bisa berjalan. Seperti anak-anak pada umumnya, pelajaran menggambar di kelompok bermain, menjadi kegiatan yang paling digemarinya. Di hadapan kertas putih, Aelita bisa menjadi sangat serius membentuk garis-garis yang dia inginkan. Bisa jadi bakatnya menurun dari kedua orangtuanya, Michael dan Nikka yang memang seniman.

Pada usia 1 tahun, bocah itu telah menghasilkan sejumlah lukisan yang siap untuk dipamerkan. Sampai akhirnya Mark Jamieson, Direktur Brunswick Street Gallery, 'menemukan' karya bocah itu. Nama Aelita makin menjadi buah bibir ketika banyak media massa cetak maupun elektronik, dalam maupun luar negeri, memublikasikan sosoknya juga karya-karyanya. Kini para penggemar lukisan harus antre membeli lukisan yang harganya sudah mencapai ribuan dollar


Husein Tabatabai
Umumnya anak-anak muslim di Indonesia mulai belajar mengaji pada usia sekolah dasar. Dulu, orang tua memanggil ustadz/ustadzah ke rumah untuk mengajar anak-anaknya mengaji. Namun kini, seiring maraknya Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan ditemukannya metode belajar cepat baca Al Quran, orang tua memasukkan anak-anaknya ke TPA untuk belajar membaca dan menulis Al Quran. Hasilnya, anak-anak muslim saat ini sudah banyak yang melek huruf Al Quran dan hafal juz amma (juz 30), yang terdiri dari surah-surah pendek yang mudah dihafal. Tapi tak banyak produk TPA yang menjadi hafiz (penghafal Al Quran), karena TPA tidak didesain untuk mencetak hafiz, dan program menjadi hafiz biasanya ditangani pesantren-pesantren Al Quran.

Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, yang mulai belajar Al Quran pada usia 2 tahun, dan berhasil hafal 30 juz dalam usia 5 tahun. Pada usia sebelia itu dia tidak hanya mampu menghafal seluruh isi Al Quran, tapi juga mampu menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya (Persia), memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari.

Bahkan dia mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau di sebelah kanan halaman Al Quran. Dia mampu secara berurutan menyebutkan ayat-ayat pertama dari setiap halaman Al Quran, atau menyebutkan ayat-ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir ke ayat pertama .

Yang lebih mengagumkan lagi, di usia 7 tahun Husein berhasil meraih gelar doktor honoris causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, pada Februari 1998. Saat itu, Husein menjalani ujian selama 210 menit, dalam dua kali pertemuan. Ujian yang harus dilaluinya meliputi lima bidang. Yakni, menghafal Al Quran dan menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu, menerangkan topik ayat Al Quran, menafsirkan dan menerangkan ayat Al Quran dengan menggunakan ayat lainnya, bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al Quran, dan metode menerangkan makna Al Quran dengan metode isyarat tangan.

Setelah ujian selesai, tim penguji memberitahukan bahwa nilai yang berhasil diraih bocah itu adalah 93. Menurut standar yang ditetapkan Hijaz College, peraih nilai 60-70 akan diberi sertifikat diploma, 70-80 sarjana kehormatan, 80-90 magister kehormatan, dan di atas 90 doktor kehormatan (honoris causa). Pada 19 Februari 1998, bocah Iran tersebut menerima ijazah doktor honoris causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.

Selama di Inggris, Husein juga diundang dalam berbagai majelis yang diadakan komunitas muslim setempat. Umumnya hadirin ingin menguji kemampuan bocah ajaib tersebut. Uniknya, Husein menjawab semua pertanyaan dengan mengutip ayat Al Quran.

Untuk kasus Husein, proses pendidikan Al Quran telah dimulai sejak dia masih dalam kandungan. Orang tua Husein menikah ketika mereka masing-masing berusia 17 tahun, dan setelah menikah keduanya bersama-sama berusaha menghafal Al Quran. Tekad itu akhirnya tercapai enam tahun kemudian, ketika mereka berhasil menghafal 30 juz Al Quran. Dalam proses menghafal itu, keduanya membentuk kelompok khusus penghafalan Al Quran. Dalam kelompok itu, secara teratur dan terprogram, orang tua Husein dan rekan-rekannya yang juga berkeinginan untuk menghafal Al Quran, bersama-sama mengulang hafalan, mengevaluasi dan menambah hafalan. Orang tua Husein juga mendirikan kelas-kelas pelajaran Al Quran yang diikuti oleh para pencinta Al Quran.

Seiring dengan kegiatan belajar dan mengajar Al Quran orang tuanya, Husein dan saudara-saudaranya tumbuh besar. Husein sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri kelas-kelas Al Quran. Meskipun di kelas-kelas itu Husein hanya duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran. Pada usia 2 tahun 4 bulan, Husein sudah menghafal juz ke-30 (juz amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al Quran, serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan mereka. Melihat bakat istimewa Husein, ayahnya, Sayyid Muhammad Mahdi Tabataba'i, pun secara serius mengajarkan hafalan Al Quran juz ke-29.

Setelah Husein berhasil menghafal juz ke-29, dia mulai diajari hafalan juz pertama oleh ayahnya. Awalnya, sang ayah menggunakan metode biasa, yakni membacakan ayat-ayat yang harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan setiap pekan. Namun ayahnya menyadari bahwa metode seperti itu memiliki dua persoalan. Pertama, ketidakmampuan Husein membaca Al Quran membuatnya sangat tergantung kepada ayahnya dalam mengulang-ulang ayat-ayat yang sudah dihafal.

Kedua, metode penghafalan Al Quran secara konvensional ini sangat 'kering' dan tidak cocok bagi psikologis anak usia balita. Selain itu, Husein tidak bisa memahami dengan baik makna ayat-ayat yang dihafalnya karena banyak konsep-konsep yang abstrak, yang sulit dipahami anak balita.

Untuk menyelesaikan persoalan pertama, Husein mulai diajari membaca Al Quran , agar dia bisa mengecek sendiri hafalannya. Untuk menyelesaikan persoalan kedua, ayah Husein menciptakan metode sendiri untuk mengajarkan makna ayat-ayat Al Quran, yaitu dengan menggunakan isyarat tangan. Misalnya, kata Allah, tangan menunjuk ke atas, kata yuhibbu (mencintai) , tangan seperti memeluk sesuatu, dan kata sulh (berdamai), dua tangan saling berpegangan.

Ayah Husein biasanya akan menceritakan makna suatu ayat secara keseluruhan dengan bahasa sederhana kepada Husein. Kemudian dia akan mengucapkan ayat itu sambil melakukan gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan makna ayat.

Metode ini sedemikian berpengaruhnya pada kemajuan Husein dalam menguasai ayat-ayat Al Quran sehingga dengan mudah dia mampu menerjemahkan ayat-ayat itu ke dalam bahasa Persia dan mampu menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari .

Bagi para remaja, perlu disimak pesan Husein tentang cara pandang seorang remaja terhadap Al Quran. Menurut dia, pandangan seorang remaja terhadap Al Quran haruslah seperti pandangan terhadap minyak wangi. Ketika kita keluar rumah, tentu kita selalu ingin wangi dan menggunakan minyak wangi. Kita juga harus berusaha mengharumkan jiwa dengan membaca dan menghayati Al Quran. Seorang remaja, kata Husein, harus menyimpan Al Quran di dadanya supaya sedikit demi sedikit perilaku dan pembicaraannya dipengaruhi oleh Al Quran.

Alia Sabur
Alia Sabur merupakan profesor termuda dalam sejarah. Ia menjadi profesor termuda dalam usia 19 tahun kurang tiga hari. Guiness Book of Record pun menobatkan dirinya sebagai guru besar termuda dalam sejarah.

Alia Sabur masih muda, masih 19 tahun. Namun namanya menghentak kalangan akademisi setelah dinobatkan sebagai profesor termuda oleh Guinness World Record.

Dia sekarang menjadi profesor di Konkuk University Korea Selatan. Lahir pada 22 Februari 1989, Alia menjalani masa studinya dengan waktu amat singkat. Dari kelas IV SD, gadis ini langsung melompat ke universitas, dan lulus BA dengan predikat sum cum laude dari Universitas Stony Brook di New York ketika usianya baru 14 tahun.

Ia melanjutkan pendidikan di Universitas Drexel. Di universitas itu dia mendapatkan gelar master of science dan PhD. Tiga hari menjelang ulang tahun ke-19 Februari lalu, dia resmi menjadi dosen di Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan. Buku Rekor Dunia Guinness menobatkannya sebagai guru besar termuda dalam sejarah. Dia menumbangkan rekor sebelumnya yang dicatat oleh Colin MacLaurin, mahasiswa Isaac Newton, pada tahun 1717.

Alia tidak cuma cemerlang di bidang akademis. Ia sudah tampil memainkan klarinet bersama Rockland Symphony Orchestra pada usia 11. Di bidang musik ini ia sudah mendapat berbagai penghargaan. Seni bela diri juga dikuasainya dengan menyandang sabuk hitam Tae Kwon Do

Meski dianggap sangat hebat, Alia tetap rendah hati. Ia tak memilih pekerjaan atau profesi yang sebenarnya bisa membuatnya cepat kaya dan tenar. Ia justru memilih menjadi dosen. Kini, ia resmi menjadi dosen di Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan. Menurut peraih sabuk hitam tae kwon do ini menjadi dosen merupakan bidang yang berbeda dari bidang lainnya. Dengan mengajar seseorang tidak hanya menunjukkan apa yang bisa dilakukan. Tapi, ia juga memampukan orang lain untuk membuat perbedaan. (ria/berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar