Senin, 08 Agustus 2011

Belajar Bahasa Surga

Assalamualaikum w.w.
Atas anjuran ustadz, saya sudah mulai belajar bahasa Arab. Saya juga sudah mulai belajar membaca Al Qur'an dan tadjwidnya. Say atur waktu belajar ini pada pagi hari sebelum dan sesudah sholat subuh, serta setelah sholat Isha. Yang saya tanyakan adalah:
1. Apakah bahasa Arab Qur'an sama dengan bahasa Arab yang digunakan sekarang? Artinya kalau saya cari artinya di kamus dapat dibenarkan?.
2. Apakah benar bahasa Arab adalah bahasa Akhirat?.
3. Bolehkah belajar membaca dengan mengikuti bacaan dari CD dan pembacanya Hani Rifai karena ambitus suara saya sama dengan beliau?
Terima kasih atas perhatian ustadz.
 Achmad Siswono

Jawaban
Wa 'alaikumussalam wr.wb
Alhamdulillah, saya senang sekali mengetahui perkembanagn bapak yang begitu luar biasa. Walaupun umur bapak sudah lanjut, namun semangat untuk belajar membuat orang seperti kami yang boleh dibilang separuh umur bapak, harus lebih semangat lagi dalam menuntut ilmu. Memang inilah diantara yang sangat dianjurkan sekali dalam Islam agar kita tidak terputus dalam menuntut ilmu sampai maut menjemput kita. Dan semoga bapak dan kita semua termasuk orang-orang yang dimudahkan Allah SWT dalam menuju sorganya dengan menuntut ilmu ini. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

?????? ?????? ???????? ?????????? ????? ??????? ??????? ??????? ???? ???? ???????? ????? ??????????

“Dan barang siapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju sorga”. HR. Muslim
 Bapak Achmad Siswono yang dimuliakan  Allah SWT, berkaitan dengan pertanyaan bapak yang pertama, perlu bapak ketahui bahwa Bahasa Arab yang digunakan  saat ini ada dua macam :

Pertama : Bahasa Arab fusha (Arab Fasih)

yaitu Bahasa Arab yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi dan  Atsar  para Shahabat. Bahasa Arab Fusha ini juga biasa digunakan dalam penulisan kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama salaf dan itu terus berlanjut sampai sekarang. Selain itu Bahasa Arab fusha ini juga biasa digunakan dalam bahasa pengantar resmi di kampus-kampus atau  universitas-univeristas Islam  di Timur Tengah.
Jadi apabila kita faham Bahasa Arab secara baik dan benar, maka kita akan dapat membaca dan memahami secara baik dan benar kitab-kitab yang telah ditulis oleh para ulama tersebut. Dan ini tidak terbatas hanya pada membaca karangan mereka saja, mendengar dan berbicara langsung dengan siapapun apabila dia menggunakan Bahasa Arab fusha maka dia akan faham. Seandainya kita yang memahami Bahasa Arab dengan baik dan benar dapat berdiaolg lansung dengan Rasulullah SAW, para shahabatnya dan para ulama salaf yang telah lama wafat ratusan tahun (tapi ini mustahil dan tidak akan terjadi) pasti kita akan bisa saling memahami apa yang kita bicarakan; karena Bahasa Arab Fusha sampai saat ini tidak ada perubahan yang berarti sama sekali seperti halnya Bahasa Inggris atau Bahasa lainnya di dunia ini.

Keduan : Bahasa Arab ‘Amiyah (Bahasa Arab pasaran)

yaitu Bahasa Arab yang biasa digunakan oleh orang masyarakat Arab dalam pergaulan sehari-hari mereka saat ini, tanpa kaidah ilmu nahwu, sharaf apalagi ilmu balaghah.
Walaupun sebagian lafazh Bahasa Arab ‘amiyah aslinya dari Bahasa Arab fusha, namun karena pengucapannya yang capat dan disingkat jadilah dia Bahasa ‘Amiyah yang biasa digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari
Bahasa Arab ‘amiyah ini cakupannya sangat sempit dan terbantas hanya pada daerah tertentu saja. Misalnya orang Arab Saudi apabila berbicara dangan orang Mesir, Maroko, Yaman atau Negara-negara Arab lainnya dengan Bahasa ‘Amiyah mereka masing-masing, maka bisa dipastikan mereka tidak akan saling memahami pembicaraan.
Seperti halnya di Indonesia bukannya ada banyak bahasa daerah, antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki bahasa daerah masing-masing yang apabila mereka berkumpul dan berbicara dengan menggunakan bahasa daerah mereka, maka tentunya tidak akan nyambung.
Lain halnya dengan Bahasa Arab fusha, dia bisa digunakan di negara manapun. Bila mana kita berbicara dengan orang Amerika, Inggris, Spanyol, Thailand atau Negara lainnya di belahan dunia ini, maka kita akan bisa saling memami pembicaraa kita kalau yang mereka juga menggunaka Bahasa Arab fusha pula.
Jadi di sini jelas bahwa Bahasa Arab yang digunakan sekarang ini sama dengan Bahasa Arab Al-Qur’an asalkan Bahasa Arab yang digunakan itu Bahasa Arab fusha dan sesuai dengan kaidah ilmu ahwu, sharaf dan balahgah.
Namun kalau bapak membuka kamus Arab-Indonesia dalam mencari arti suatu kata atau kalimat maka bapak akan mendapati terjemahannya terkadang tidak pas. Mengapa demikian?, karena memang satu kata dalam Bahasa Arab dapat memiliki lebih dari satu arti, tergantung dari siyaqul kalam (bentuk dan sususan kalimatnya).
Bagi para pemula dalam mempelajari Bahasa Arab memang tidak bisa meninggalkan kamus Arab-Indonesia atau Indonesia-Arab. Namun tetap tidak boleh lepas dari bimbingan sang guru. Idealnya dalam mencari arti dan maksud dari suatu kata Bahasa Arab kita menggunakan kamus Bahasa Arab yang yang berbahasa Arab pula seperti al-Mu’jamul Wasith. Sehingga ketika dia mencari maksud dan arti suatu kata maka dia akan mendapatkan lebih dari satu pengertian dan maknanya, bahkan di situ akan diberikan contoh-contoh penggunaan kata tersebut dalam beberapan susunan kalimat.

Bahasa Arab, Bahasa Akhirat, Bahasa penghuni sorga?

Memang Bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari adalah Bahasa Arab, karena beliau adalah orang Arab. Dalam menyampaikan hadits dan menceritakan kisah-kisah orang terdahulu dan peristiwa yang akan datang di kemudian hari, beliau mengungkapkannya dengan Bahasa Arab.
Kemudian, apakah Bahasa Arab itu adalah Bahasa yang digunakan di akhirat? Memang ada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :
 “????????? ????????? ????????? ????????? ????????? ?? ?????????? ?????????? ?? ??????? ?????? ?????????? ?????????"
"Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi)
Kalau hadits ini bisa dijadikan sandaran, maka benar adanya bahwa bahasa yang akan digunakan di sorga nanti adalah Bahasa Arab. Namun banyak para Ahli Hadits yang menilai hadits ini dha’if bahkan sampai ke tingkat hadits Maudhu’ (palsu) karena ada perawi hadits ini yang dianggap lemah dan bahkan pembohong.
Imam Dzahabi menyebutkan dalam ringkasan kitab al-Mustadrak : Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi menyebutkan hadits ini dalam kita al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu)
Namun demikian Bahasa Arab adalah Bahasa termulia karena dia adalah Bahasa Al-Qur’anul Karim, Bahasa yang digunakan untuk kitab termulia.

Belajar Al-Qur’an mengikuti bacaan dari CD, boleh?

Sebenarnya boleh saja belajar membaca Al-Qur’an dengan mengikuti bacaan dari CD, kaset, video atau yang semisalnya. Akan tetapi jangan sampai segala sarana yang ada ini dijadikan satu-satu guru dalam belajar Al-Qur’an. Karena belajar Al-Qur’an yang benar adalah  harus dengan guru yang mengajari dan membimbingnya. Dia dapat memperbaikinya bila mana sang murid keliru dalam  membaca dan melafazhkan ayat-ayat Al-Qur’an. Karena dengan talaqqi dan musyafaha (menerima pelajaran dengan berhadapan langsung) kepada guru inilah cara yang paling benar. Sebagaimana para Ahlul Qur’an bertalaqqi langsung kepada gurunya, gurungya bertalaqqi kepada gurunya lagi sampai kepada para qari’ dari kalangan Tabi’in, kemudian mereka bertalaqqi kepada qari’ dari kalangan Shahabat RA, kemudian mereka bertalaqqi langsung kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertalaqqi kepada Malaikat Jibril dan malaikat jibril  menerima Al-Qur’an dari Allah SWT.
Jadi silahkan bapak memilih bacaan salah seorang Imam/Qari’ terkenal dari Timur Tengah, yang tilawahnya tersebar di seluruh dunia dan cenderung diminati lagunya dalam membaca Al-Qur’an, seperti Syaikh Mahmud Khalil Al-Hushari, Syaikh Muhammad Siddiq Al-Minsyawi, Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar, Syaikh Abdurrahman Al-Hudzaifi, Syaikh Su’ud Syuraim, Syaikh Abdurrahman Al-Sudais, Syaikh Misyari Rasyid, Syaikh Hani Rifa’I, Syaikh Sa’d Al-Ghamidi dll.
Semoga Allah memudahkan segala upaya bapak dalam mempelajari kitab suci-Nya. Wallahu ‘alam bishshawab
 
Belajar Hifzul Qur'an
Written by Administrator    Saturday, 08 November 2008 22:48    PDF Print E-mail
SharePertanyaan

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz yang dirahmati Allah Swt,  bagaimana caranya mendatangkan guru-guru dari lembaga Muntada untuk mengajar hifzhul Qur'an. Berapa infak yang di tentukan. Berapa hari/sepekan waktu yang disediakan? jazakumullah khoyran.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh

azainy


Last Updated ( Tuesday, 26 May 2009 06:49 )
 
Belajar dan menghafal al-Quran sendiri, mungkinkah?
Written by Administrator    Saturday, 08 November 2008 04:54    PDF Print E-mail
 9ShareSabtu, 18 Oktober 2008

Pertanyaan

Ustadz,

Bagaimana metode belajar dan menghafal al-Qur'an sendiri tanpa guru, bila saya  ada waktu luang di kantor Lokasi saya di daerah Meruya , dimana lokasi terdekat untuk  belajar?

ilham
Last Updated ( Tuesday, 26 May 2009 06:40 )
 
Adakah sosok penghafal saat ini yang super sibuk??
Written by Administrator    Saturday, 08 November 2008 04:44    PDF Print E-mail
 46Share

Adakah sosok penghafal saat ini yang super sibuk??

Sabtu, 25 Oktober 2008
Pertanyaan
Assalamu 'alaikum wr.wb
Mudah2an ALLAH MEMUDAHKAN URUSAN ANTUM. Ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Banyak sekali buku tentang tips bagaimana menghafal al quran dan sejenisnya. Namun diantara yang sudah tersebar, saya belum menemukan sosok penghafal yang baru sadar untuk mulai menghafal al quran ketika usia sudah tidak lagi muda, bukan hanya usia namun aktivitas yang begitu padat ditambah lagi urusan keluarga yang menyita waktu dan tenaga. Yang ada hanya sosok-sosok hafidz yang berhasil menghafal ketika di pesantren dan lembaga sejenisnya, ketika usia masih fresh-freshnya dan tentu saja belum berkeluarga. Bagi kami, wajar jika mereka bisa menghafal alquran, namun bagi kami sangat sulit menduplikasikan kesukesan mereka karena kondisi yang jauh berbeda. Bukankah untuk  meraih kesuksesan akan sebuah cita2, kita harus mengikuti langkah orang2 yang sudah sukses lebih awal. Untuk itu kami mohon kepada ustadz, untuk menceritakan atau membagi informasi kepada kami mengenai orang2 yang sibuk,sudah berkeluarga tapi diberikan kesempatan menghafal Alquran. Terima kasih
Wassalam
Anto

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Subhanallah, saya doakan semoga Allah SWT memudahkan segala urusan bapak, terutama tekad bapak yang mulai tumbuh dalam menggapai cita-cita seperti para 'senoir' Bapak yang telah hafal Al-Qur'an.
Saya ingin mengajak Bapak untuk bersama-sama merenungi Firman Allah SWT dalam surat Al-Qamar, surat ke-54 ayat 17, 22, 32 dan 40. 
"Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur'an itu untuk diingat, maka apakah ada orang yang mengambil pelajaran?".
Di sini secara jelas Allah SWT menjamin bahwa belajar dan menghafal Al-Qur'an adalah pekerjaan yang sangat mudah.  Ayat ini berulangan sampai empat kali, ini adalah sebagai penegasan dari Allah SWT bahwa Al-Qur'an mudah dipelajari, difahami, dihafal bahkan Al-Qur'an mudah diamalkan. 
Memang selama ini banyak saudara-saudara kita yang berhasil mengahafal Al-Qur'an sampai 30 juz, kebanyakan dari mereka melakukan aktifitas menghafalnya di pesantren Tahfizh Al-Qur'an, umur masih muda, tidak disibuki dengan urusan keluarga. Singkat kata, mereka berkonsentrasi penuh di sebuah tempat khusus menghafal Al-Qur'an.
Memang sekarang ini anggapan kita bahwa menghafal Al-Qur'an hanya bisa di lakukan di pesantren Tahfizh Al-Qur'an dan lembaga sejenisnya, yah ini tidak bisa dipungkiri. Tapi Alhamdulillah kemudahan menghafal Al-Qur'an ternya Allah SWT berikan kepada banyak saudara-saudara kita yang selama ini barangkali tidak banyak kita ketahui. Alhamdulillah walupun memiliki kesibukan yang tidak sedikit namun banyak saudara-saudara kita mampu untuk menghafal Al-Qur'an bahkan diantara mereka telah selesai 30 juz.
Super sibuk bisa menghafal Al-Quran
Saya ingin bercerita sedikit tentang sebagian orang yang selama ini saya ketahui disibuki oleh keluarga, pekerjaan dan aktifitas lainnya bahkan umur juga sudah tidak lagi muda, namun mereka bisa melakukan apa yang dilakukan oleh para pengahafal Al-Quran di pesantren. Insya Allah, kisah orang-orang mulia berikut ini akan dapat memberikan inspirasi dan semangat baru bagi kita yang selama ini menghadapi kesulitan dalam melestarikan kitabullah, terutama dalam bentuk hafalan :
Pertama :
Sebut saja Fatimah (bukan nama sebenarnya), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Condet Bale Kambang Jakarta Timur ini, yang sejak lama sadar akan mulianya menghafal Al-Qur'an ini, mulai menjalankan aktifitas belajar tahsin tilawah (memperbaiki bacaan Al-Qur'an) di sebuah lembaga Al-Quran (pulang pergi, tidak mondok dan kegiatan belajar dan mengajarnya tidak setiap hari). Saat ini umur sang ibu tidak lebih dari 56 tahun. sejak 5 tahunan lalu beliau mulai mempelajari tahsin tilawah dengan bimbingan seorang guru tahfizh Al-Qur'an, setelah mendapatkan lampu hijau dari sang pembimbing, mulailah dia menghafal Al-Qur'an. Sebagai seorang ibu rumah tangga tentunya ibu Fatimah ini banyak disibuki oleh pekerjaan rumah secara rutin setiap hari. Namun atas izin Allah SWT,setelah lima tahun beliau berjuang untuk menghafalkan Al-Qur'an, akhirnya berhasil menghatamkan hafalan Al-Qur'an seluruhnya, 30 juz.. Tentu ini semua tidak mudah dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki tekad yang kuat dalam mencapai cita-citanya untuk menghafal Al-Quran. Apalagi dengan memiliki 1001 alasan yang telah dikantonginya untuk tidak bisa menyisihkan dan mengkhususkan waktu untuk belajar dan mengafal Al-Qur'an.
Kedua :
Bu Maryam Ramayani, ibu rumah tangga asal Sumatra Barat kini telah tiga tahun lalu telah menyelesaikan hafalan Al-Quran 30 juz.. Beliau mulai menghafal Al-Quran pada umur 33 tahun. Alhamdulillah, dengan bimbingan seorang Ustadz yang hafal Al-Quran 30 juz, ibu dari dua orang anak ini mampu mengikuti jejak para penghafal Al-Quran. Di samping sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus mengurusi suami dan kedua anaknya, senin sampai jumat beliau juga terlibat aktif dalam perkuliahan di sebuah Sekolah Tinggi Islam di bilangan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Selain aktif dalam kegiatan dakwah, sang ibu saat menghafal Al-Quran juga aktif mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak di Komplek DPR RI Kali Bata Jakarta Selatan. Karena dengan mengajarkan Al-Quran sambil menghafal akan terasa lebih mudah dan banyak keberkahan, sehingga atas pertolongan Allah SWT dalam waktu yang cukup singkat sekitar 3,5 tahun untuk ukuran orang sibuk, alhamdulillah Ibu Maryam mampu menyelesaikan hafalan Al-Quran 30 juz.. Salah satu upaya yang telah dijalankan dalam menghafal Al-Quran di sela-sela kesibukannya, beliau menghafalkan dengan bantuan Mushaf Al-Quran terjemahan; karena dengan bantuan terjemahan ini akan memberikan pemahaman akan ayat atau surat yang akan dihafal dan juga lebih mudah untuk selalu diingat.
Ketiga :
Pak DDD 43 tahun, Kebetulan dia tetangga saya di jatimakmur Pondok Gede Bekasi. Sejak tahun 90an beliau mulai menghafal Al-Qur'an surat-surat pendek kemudian dilanjutkan dengan surat-surat yang agak panjang. Bapak dari 9 anak bekerja sabagai peneliti di LAPAN  (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) kini telah menghafal Al-Qur'an tidak kurang dari 9 juz. Beliau memiliki konsistensi yang baik, komitmen dengan waktu dalam menghafal Al-Qur'an walaupun dengan kesibukannya yang tidak sedikit. Sebagai seorang aktifis dakwah beliau tidak lupa membekali dirinya dengan bekal ilmu agama, diantara dengan menghafal Al-Qur'an. Tidak lepas dari diri beliau sebuah mushaf mini yang selalu ada di saku bajunya, sehingga bila ada waktu luang maka tidak dilewatkan begitu saja melainkan diisinya dengan kegiatan menghafal Al-Qur'an.
Bila dalam perjalanan, seringkali beliau menggunakan walkman untuk selalu mendegarkan murottal Al-Qur'an. Karena dengan banyak mendengarkan murottal Al-Quran, pasti proses menghafal akan terasa lebih mudah. Memang untuk menghafalkan Al-Qur'an ini beliau agak 'memaksakan' dirinya, karena kalau tidak mana bisa orang sesibuk beliau yang sedang menyelesaikan program S3nya di Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki hafalan yang tidak sedikit ini mampu sekian banyak juz dalam Al-Quran. Terlebih beliau harus selalu mendidik anak-anaknya yang yang jumlahnya hampir selusin. Anak pertama beliau yang kini telah bergelar sarjana S1 di IPB sejak lama telah menyelesaikan hafalan Al-Quran 30 juz. Anak ke-2, 3, 4 dan ke-5 sudah hafal mulai dari 3 juz sampai 20 juz lebih. Jadi sepertinya bapak yang rambutnya sudah mulai memutih ini ingin sekali anak-anaknya menjadi para penghafal Al-Quran, sehingga tercipta sebuah rumah yang berpenghuni para penghafal Al-Quran, oh alangkah indahnya.
Tidak bisa menghafal tapi mampu membantu menghafal  
Alhamdulillah, sejak tiga tahun silam saya dan kawan-kawan mendapatkan amanah mulia sekaligus beban begitu besar dalam pengelolaan lembaga yang mengurusi anak-anak untuk menghafal Al-Quran 30 juz. Saat ini, ada sekitar 70-an santri aktif dalam kegiatan menghafal Al-Quran di lembaga ini.
Santri kami yang saat itu tersebar di beberapa wilayah di Jakarta Utara dan Bekasi. Kami menggunakan istilah “Cluster” untuk setiap wilayah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) santri. Alhamdulillah, sampai saat ini 8 orang ustadz yang terlibat dalam KBM semuanya hafal Al-Quran 30 juz. KBM di Lembaga ini hanya tiga hari dalam satu pekan atau 10 jam. Santri tetap tinggal bersama keluarga di rumah dan tidak mondok.
Alhamdulillah, ada salah seorang santri kami yang baru bergabung 1 tahun sudah mampu menghafal 10 juz. Santri lainnya telah hafal antara 3 sampai 8 juz.
Pendidikan di Lembaga ini gratis 100% dan berbeasiswa Rp 100 ribu setiap bulan bagi mereka yang mencapai target 1/2 juz per bulan. Dari mana sumber dananya? Di sini Allah SWT menggerakan tangan manusia-manusia mulia untuk menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk sebuah cita-cita mulia ini.
Sejak Februari 2008 lalu saya dan kawan-kawan para penghafal Al-Quran mendirikan sebuah Lembaga untuk mendukung pembinaan para guru Al-Quran. Salah satu programnya mengajarkan baca-tulis Al-Quran, menghafal, bahkan sampai pada tingkat mampu mengajarkankan tafsir Al-Quran. Insya Allah, ke depannya mampu pula untuk mengamalkannya.
Alhadulillah, kini sekitar 30 ustadz dan ustadzah penghafal Al-Quran telah bergabung bersama lembaga kami, Yayasan MUNTADA  AHLIL QURAN (THE QURANIC QOMMUNITY FORUM). Sebanyak 15 di antara mereka hafal 30 juz dan  5 orang telah memiliki sanad sampai ke Rasulullah SAW.
Banyak kawan saya yang ingin sekali menghafal Al-Quran, namun karena kesibukan dan sebagainya, di antara mereka ada yang mengatakan: “Walau saya tidak mampu menghafalkan Al-Quran, tetapi saya bisa membantu ustadz dalam hal pendanaan”.
Alhamdulillah, sampai saat ini berjalan lancar. Kawan yang lain yang juga tidak mampu terlibat dalam menghafalkan Al-Quran, tetapi dengan ikhlasnya mereka dapat membantu kami dalam pengadaan komputer, pembuatan website, dan sebagainya. Website MUNTADA  AHLIL QURAN (THE QURANIC QOMMUNITY FORUM), www.muntadaquran.net, sudah bisa diakses.
Kami pun mengajak saudara-saudara, khususnya para pengunjung www.warnaislam.com, dan kaum Muslimin para pencinta Al-Quran pada umumnya, untuk berinvestasi amal shalih melalui YAYASAN MUNTADA  AHLIL QURAN (THE QURANIC QOMMUNITY FORUM).
Walaupun kita tidak mampu menghafalkan Al-Quran, tetapi kita mampu menbantu mewujudkan cita-cita mulia ini, semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita semua dan menerima semua amal ibadah kita dan menjadikannya sebagai pemberat amal shalih kita di akhirat kelak dan akhirnya kita dimasukkan ke dalam surga-Nya. Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin. Wallahu a'lam bish-shawab.*

Wallahu a'lam bish-shawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  
(sumber: warnaislam.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar